kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penyaluran KPR mulai terdorong insentif pembebasan PPN


Rabu, 14 April 2021 / 06:30 WIB
Penyaluran KPR mulai terdorong insentif pembebasan PPN

Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Insentif perpajakan yang diberikan pemerintah ke sektor properti yang sudah berlaku sejak Maret 2021 hingga Agustus mendatang sudah mulai berhasil mendongkrak pertumbuhan penyaluran Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) di sejumlah bank.

Pemerintah memberikan insentif dengan membebaskan PPN untuk pembelian rumah dengan harga di bawah Rp 1 miliar dan pemotongan 50% PPN untuk rumah seharga Rp 2 miliar-Rp 2 miliar. Insentif hanya berlaku untuk rumah/apartemen yang akan bisa diserahterimakan dari Maret hingga Agustus 2021. Adapun besaran PPN pembelian rumah selama ini adalah 10%. 

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) salah satu bank yang sudah merasakan dampak dari insentif perpajakan tersebut meski baru sebulan berjalan. Aestika Oryza Gunarto Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, KPR BRI tercatat tumbuh 2,06% pada kuartal I. 

Baca Juga: Transaksi off-us kartu debit GPN meningkat sejak pertengahan Maret

"Kebijakan pembebasan pajak mulai cukup terasa meskipun belum begitu signifikan terhadap pertumbuhan KPR BRI. Adapun ticket size yang mendominasi KPR kami saat ini adalah harga di bawah Rp 1 miliar," kata Aest pada KONTAN, Selasa 913/4).

BRI berharap kebijakan pembebasan PPN tersebut dapat menjadi stimulus tambahan untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis KPP BRI. Tahun ini, perseroan menargetkan KPR bisa tumbuh di atas 10%.

Untuk mendorong pertumbuhan tersebut, BRI juga akan melakukan strategi lain dengan menggelar KPR Virtual Expo dan menawarkan suku bunga gimmick khusus musiman seperti program promo dengan tema lebaran. 

PT Bank CIMB Niaga Tbk juga merasakan hal serupa. Pada kuartal I, bank ini berhasil melakukan pencairan KPR baru sebesar Rp 2,1 triliun sehingga total oustanding KPR bank ini mencapai Rp 36,43 triliun atau meningkat 5,2% year on year (YoY).

Mortgage & Indirect Auto Business Head CIMB Niaga Heintje Mogi mengatakan, pencairan tersebut ditopang oleh insentif pajak dari pemerintah dan juga dikombinasikan dengan pelonggaran loan to value (LTV) dan penurunan suku bunga.  

Baca Juga: BCA Syariah teken kerja sama dengan Kemenag untuk pengelolaan setoran haji

"Dampak insentif PPN ini sudah cukup signifikan terutama untuk rumah di bawah Rp 2 miliar. Untuk pembelian rumah di atas Rp 2 miliar juga ada namun tidak banyak," ungkapnya.

Sebelumnya, CIMB Niaga menargetkan portofolio KPR tumbuh 6% tahun ini. Dengan adanya insentif pajak tersebut, perseroan menaikkan target tumbuh menjadi lebih dari 6%. Adapun pencairan kredit baru ditargetkan bisa mencapai sekitar Rp 8,5 triliun, naik dari 7,3 triliun pada 2020.

Selain dengan dorongan dari stimulus pemerintah itu, CIMB Niaga juga akan menyiapkan sejumlah strategi untuk mendorong pertumbuhan KPR tahun ini. Salah satunya menggelar

Haya Online Festival bekerjasama dengan 15 developer besar. Kemudian, perseroan juga melanjutkan Octo Friend yakni program akuisisi nasabah lewat referral

Sementara PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) baru akan bisa melihat dampak pembebasan PPN itu terhadap penyaluran KPR pada kuartal II tahun ini. Direktur Konsumer dan Kredit Komersial BTN Hirwandi Gafar mengatakan, permintaan KPR memang meningkat, termasuk dari segmen non subsidi. Hanya saja, dampak kebijakan pajak itu belum besar.

"Kebijakan PPN ini masih baru mulai. Tentu dampaknya akan bisa dilihat pada kuartal II. Kebijakan ini pasti akan meningkatkan minat pembelian rumah khususnya untuk rumah ready stock  yang bisa diserahterimakan hingga Agustus,"kata Direktur Konsumer dan Kredit Komersial BTN Hirwandi Gafar.

PT Bank Mandiri Tbk mengaku insentif pajak itu sudah berdampak terhadap penyaluran KPR perseroan tetapi masih kecil sekali. Penyaluran KPR bank ini memang sudah  mengalami pertumbuhan sebesar 10% dari bulan ke bulan sejak awal tahun hingga Maret. Namun, totalnya masih flat jika dibandingkan periode yang sama tahun 2020.

Baca Juga: BSI gelar akad massal 1.500 nasabah KPR Sejahtera

"Ini dampaknya masih belum signifikan karena insentif hanya berlaku bagi rumah yang akan diserahterimakan dari Maret- Agustus. Tidak semua developer memiliki kesempatan untuk bisa ikut menikmati penghapusan pajak itu. Apalagi semakin mahal harga rumah proses bangunnya juga makin lama juga," jelas Ignatius Susatyo Ignatius Susatyo Wijoyo EVP Consumer Loans Group Bank Mandiri.

Menurut Satyo, dampak insentif pajak tersebut baru akan terasa lebih signifikan pada kuartal II. KPR perseroan pada bulan April dan Mei akan tumbuh signifikan, apalagi mengingat pada periode yang sama tahun lalu KPR tidak bergerak. Jika sebelumnya, Bank Mandiri menargetkan KPR tahun ini akan tumbuh 5% maka dengan adanya insentif PPn tersebut target akan dinaikkan menjadi sekitar 6%-7%. 

Adapun ticket size penyaluran KPR Bank Mandiri di kuartal I masih sekitar Rp 400 juta-Rp 500 jutaan. Kendati begitu, KPR di kisaran Rp 1 miliar sudah mulai bergerak naik menurut Satyo. Pertumbuhan KPR perseroan secara bulanan di periode tersebut tidak lepas juga dari strategi Bank Mandiri yang fokus pada menggarap value chain dari nasabah korporasi dan komersial. 

"Kami kuat di segmen korporate dan komersial. Kami bisa melihat perusahaan-perusahaan mana yang masih exit dan tetap bisa menggaji karyawannya, sebagian mereka juga nasabah payroll kami. Kami buat program khusus dengan menggabungkan data developer untuk kami tawarkan ke karyawan-karyawan tersebut." jelas Satyo.

Selanjutnya: Bank Mandiri terbitkan sustainability bond sebesar US$ 300 juta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×