Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
Sementara PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) baru akan bisa melihat dampak pembebasan PPN itu terhadap penyaluran KPR pada kuartal II tahun ini. Direktur Konsumer dan Kredit Komersial BTN Hirwandi Gafar mengatakan, permintaan KPR memang meningkat, termasuk dari segmen non subsidi. Hanya saja, dampak kebijakan pajak itu belum besar.
"Kebijakan PPN ini masih baru mulai. Tentu dampaknya akan bisa dilihat pada kuartal II. Kebijakan ini pasti akan meningkatkan minat pembelian rumah khususnya untuk rumah ready stock yang bisa diserahterimakan hingga Agustus,"kata Direktur Konsumer dan Kredit Komersial BTN Hirwandi Gafar.
PT Bank Mandiri Tbk mengaku insentif pajak itu sudah berdampak terhadap penyaluran KPR perseroan tetapi masih kecil sekali. Penyaluran KPR bank ini memang sudah mengalami pertumbuhan sebesar 10% dari bulan ke bulan sejak awal tahun hingga Maret. Namun, totalnya masih flat jika dibandingkan periode yang sama tahun 2020.
Baca Juga: BSI gelar akad massal 1.500 nasabah KPR Sejahtera
"Ini dampaknya masih belum signifikan karena insentif hanya berlaku bagi rumah yang akan diserahterimakan dari Maret- Agustus. Tidak semua developer memiliki kesempatan untuk bisa ikut menikmati penghapusan pajak itu. Apalagi semakin mahal harga rumah proses bangunnya juga makin lama juga," jelas Ignatius Susatyo Ignatius Susatyo Wijoyo EVP Consumer Loans Group Bank Mandiri.
Menurut Satyo, dampak insentif pajak tersebut baru akan terasa lebih signifikan pada kuartal II. KPR perseroan pada bulan April dan Mei akan tumbuh signifikan, apalagi mengingat pada periode yang sama tahun lalu KPR tidak bergerak. Jika sebelumnya, Bank Mandiri menargetkan KPR tahun ini akan tumbuh 5% maka dengan adanya insentif PPn tersebut target akan dinaikkan menjadi sekitar 6%-7%.
Adapun ticket size penyaluran KPR Bank Mandiri di kuartal I masih sekitar Rp 400 juta-Rp 500 jutaan. Kendati begitu, KPR di kisaran Rp 1 miliar sudah mulai bergerak naik menurut Satyo. Pertumbuhan KPR perseroan secara bulanan di periode tersebut tidak lepas juga dari strategi Bank Mandiri yang fokus pada menggarap value chain dari nasabah korporasi dan komersial.
"Kami kuat di segmen korporate dan komersial. Kami bisa melihat perusahaan-perusahaan mana yang masih exit dan tetap bisa menggaji karyawannya, sebagian mereka juga nasabah payroll kami. Kami buat program khusus dengan menggabungkan data developer untuk kami tawarkan ke karyawan-karyawan tersebut." jelas Satyo.
Selanjutnya: Bank Mandiri terbitkan sustainability bond sebesar US$ 300 juta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News