Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak tahun lalu membuat kondisi likuiditas perbankan menebal. Bersamaan dengan hal itu, laju biaya dana pun menjadi semakin menciut lantaran bunga dana yang terus menurun sesuai dengan kebijakan Bank Indonesia (BI) selama pandemi.
Hal ini praktis membuat perbankan semakin efisien dalam mengelola cost of fund (CoF) sepanjang tahun lalu. Apalagi, tahun lalu sebagian besar bank lebih fokus menjajal dana ritel terutama dana murah alias current account and saving account (CASA).
Hal ini terbukti dari menurunnya tingkat CoF perbankan. Data Survei Perbankan yang dirilis BI menunjukkan posisi CoF rupiah perbankan di akhir kuartal IV-2020 lalu ada di level 4,7%. Posisi itu turun drastis dari periode setahun sebelumnya yang sempat berada di posisi 5,87%.
Bahkan, angka tersebut juga jauh lebih rendah dibandingkan perkiraan BI yang memprediksi CoF ada di kisaran 5,21%. Melihat kondisi itu, BI dalam surveinya memperkirakan CoF di kuartal I 2021 tidak akan bergerak banyak alias stabil di 4,71%.
Beberapa bankir yang dihubungi Kontan.co.id sepakat mengatakan, tingkat penurunan CoF di tahun 2021 tidak akan semasif 2020 lalu.
Baca Juga: Beberapa bank pasang target pertumbuhan kredit lebih rendah dari target OJK
Ambil contoh, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) yang menyebut CoF Dana Pihak Ketiga (DPK) di tahun 2020 ada di level 4,79%.
Menurut Direktur Distribution and Retail Funding BTN Jasmin, angka itu sebenarnya sudah menurun drastis dalam beberapa bulan terakhir.
Pada September 2020, CoF BTN ada di kisaran 5,56%. Bila menarik benang merah, secara total CoF BTN sudah turun lebih dari 70 basis poin (bps) dalam kurun waktu 12 bulan.
Walau tahun ini diprediksi tidak akan turun sebesar tahun lalu, Jasmin mengatakan pihaknya telah menyiapkan sederet inisiatif untuk mendorong efisiensi biaya. Utamanya dengan meningkatkan CASA.
"Likuiditas akan kita jaga dengan baik dan sesuaikan juga dengan pertumbuhan kredit. Sedangkan transaksi, akan terus kita dorong supaya CASA dan fee based income bisa tumbuh signifikan," jelasnya, Rabu (20/1).
Bank bersandi bursa BBTN ini memproyeksi CoF DPK di tahun 2021 setidaknya bisa ditekan hingga ke level 4,38%.
Sementara itu, Direktur PT Bank Woori Saudara Tbk Sadhana Priatmadja menjelaskan tahun ini upaya menurunkan biaya dana akan lebih berat. Sebab, sejatinya rata-rata bunga DPK terutama deposito saat ini sudah diturunkan mengikuti laju bunga penjaminan LPS dan BI.
Dia juga menjabarkan, pada akhir tahun 2020 posisi CoF Bank BWS sudah berhasil ditekan di bawah 4% untuk mata uang rupiah. Sementara untuk mata uang asing alias valas ada di bawah 1%.
Walau tidak bisa merinci posisi secara detail, menurut Sadhana penurunan CoF di tahun 2020 lalu sudah sangat signifikan. Kisarannya sudah turun lebih dari 100 bps, lewat upaya penekanan di sisi dana mahal termasuk efisiensi pendanaan lainnya.
Baca Juga: Bank menekan biaya dana, deposito mulai susut
"Tahun ini masih diusahakan turun. Namun kita tetap waspada kalau terjadi penurunan (pengetatan) likuiditas di pasar," terangnya.
Sementara itu, Direktur Konsumer PT Bank CIMB Niaga Tbk Lani Darmawan menjelaskan CoF memang turun besar di tahun lalu. Hal ini sejatinya memang sejalan dengan upaya peningkatan rasio CASA perseroan yang sudah digalakkan jauh sebelum pandemi.
Lani menuturkan, pada akhir 2020 lalu pihaknya berhasil mendorong rasio CASA hingga ke level 60%. Melihat kondisi ini, CIMB Niaga tidak menampik kalau akan ada penurunan CoF lebih lanjut tahun ini. Sayangnya, Lani belum bisa merinci posisi CoF saat ini.
"Program fokus kami di CASA dalam beberap tahun ini lumayan baik. Tahun ini (penurunan CoF) akan tergantung pada BI 7-day reverse repo rate (BI Rate)," ungkapnya.
Bank kecil seperti PT Bank Mayora pun ikut menyerukan hal serupa. Sekretaris Perusahaan Bank Mayora Slamet Riyadi bilang tahu lalu CoF perseroan berhasil di tekan rendah. Dia juga mengatakan di tahun 2021 CoF bisa diturunkan hingga di bawah 5%.
Meski begitu, lajunya kemungkinan besar tidak terlalu signifikan. Sebab, saat ini perbankan termasuk Bank Mayora belum melihat adanya kebutuhan untuk meningkatkan DPK secara signifikan.
"Saat ini likuiditas bank masih sangat mencukupi. Baik untuk menjaga likuiditas maupun untuk mendukung penyaluran kredit ke depan. Sehingga CoF tidak akan banyak mengalami peningkatan," ujar Slamet.
Selanjutnya: Bankir Akan Mengurangi Portofolio Deposito dan Fokus Pencarian Dana Murah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News