kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penelitian teranyar: Lampu UV-LED bisa bunuh 99,9% virus corona


Selasa, 29 Desember 2020 / 23:50 WIB
Penelitian teranyar: Lampu UV-LED bisa bunuh 99,9% virus corona

Sumber: Jerusalem Post | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Radiasi ultraviolet adalah metode umum untuk membunuh bakteri dan virus. Para peneliti dari Universitas Tel Aviv telah membuktikan, virus corona baru bisa dibunuh secara efisien, cepat, dan murah menggunakan dioda pemancar cahaya ultraviolet alias UV-LED pada frekuensi tertentu.

"Kami menemukan, membunuh virus corona cukup mudah, menggunakan lampu LED yang memancarkan sinar ultraviolet," kata Prof Hadas Mamane, Kepala Program Teknik Lingkungan Sekolah Teknik Mesin Universitas Tel Aviv, yang memimpin penelitian bersama Prof Yoram Gerchman dan Dr Michal Mandelboim.

Mengutip The Jerusalem Post, menurut Mamane, lampu UV-LED membutuhkan waktu kurang dari setengah menit untuk menghancurkan lebih dari 99,9% virus corona baru.

Penelitian Universitas Tel Aviv tersebut adalah yang pertama di dunia dan terbit awal bulan ini di Journal of Photochemistry and Photobiology B: Biology.

Mamane menjelaskan, UV-LED tersedia dalam berbagai panjang gelombang, yang dikenal sebagai A, B, dan C. UV-A memiliki panjang gelombang pada kisaran 315 nanometer (nm) hingga 400 nm. 

Baca Juga: Super Gonnorhoea, dampak virus corona yang bisa Anda alami

UV-B, juga dikenal sebagai sinar gelombang sedang, mempunyai panjang gelombang 280-315 nm. Sementara UV-C memiliki panjang gelombang 200-280 nm.

UV-A dipancarkan oleh matahari (dan sumber buatan seperti tanning bed) dan lebih lemah dari UV-B dan UV-C. Sinar ini memiliki beberapa manfaat bagi manusia, seperti pembentukan vitamin D, tetapi juga menyebabkan kulit terbakar dan dalam beberapa kasus, kanker kulit.

Sedang radiasi UV-B dan C tidak pernah benar-benar mencapai manusia secara alami. Sebab, sinar ini diserap oleh lapisan ozon Bumi.

Sangat efektif sebagai disinfeksi 

Panjang gelombang ultraviolet, yang sedang diteliti oleh para peneliti Universitas Tel Aviv, sangat efektif sebagai disinfeksi menggunakan bohlam UV-LED.

“Kami tahu, misalnya, staf medis tidak punya waktu untuk mendisinfeksi secara manual, katakanlah, keyboard komputer dan permukaan lain di rumahsakit. Dan, akibatnya adalah infeksi dan karantina,” ujar Mamane. 

Baca Juga: WHO: Tahun depan dunia hadapi tantangan dan varian baru virus corona

"Sistem disinfeksi berdasarkan bohlam LED, bagaimanapun, dapat dipasang di sistem ventilasi dan AC, misalnya, dan mensterilkan udara yang dihisap dan kemudian dipancarkan ke dalam ruangan," imbuh dia.

Mamane menambahkan, "Kami juga sedang mengembangkan bersama dengan seorang ilmuwan di North Western University, lapisan transparan yang dapat dicelupkan atau disemprotkan ke permukaan dan dapat membunuh virus menggunakan LED cahaya yang tidak berbahaya dan digunakan di mana-mana, menyediakan aplikasi lain untuk LED biasa".

Dalam penelitian timnya, mereka berhasil membunuh virus corona menggunakan bohlam LED yang lebih murah dan lebih banyak tersedia, yakni bohlam 285 nm dan 265 nm, yang mengonsumsi sedikit energi dan tidak mengandung merkuri seperti lampu UV biasa.

Mamane mengatakan, seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, industri akan bisa membuat penyesuaian yang diperlukan dan memasang bohlam dalam sistem robotik atau AC. Dengan demikian, dapat secara efisien mendisinfeksi permukaan dan ruang yang besar.

“Penelitian kami memiliki implikasi komersial dan sosial,” ungkapnya.

Baca Juga: Catat 186.000, angka kematian akibat virus corona di Rusia tertinggi ketiga di dunia

Masa depan yang besar

Menurut dia, timnya telah lama mengerjakan UV-LED sebelum virus corona. Tetapi, ketika Covid-19 muncul, mereka mencoba melihat, apakah bisa mentransfer upaya tersebut untuk mengatasi virus corona, mempelajari penggunaan LED untuk membunuhnya pada frekuensi yang berbeda.

Mamane menyebutkan, UV-LED 285 nm lebih murah 15% hingga 30% dan hanya membutuhkan sedikit lebih banyak waktu agar efektif. “Apa pun yang bisa mengurangi biaya bisa membantu implementasi,” katanya.

UV-LED memiliki keunggulan karena bisa dihidupkan dan dimatikan dalam sekejap. “UV-LED memiliki masa depan yang besar,” tambah Mamane. 

“Tentu saja, dalam hal radiasi ultraviolet, penting untuk menjelaskan kepada orang-orang bahwa berbahaya untuk mencoba menggunakan metode ini untuk mendisinfeksi permukaan di dalam rumah. Anda perlu tahu bagaimana merancang sistem ini dan bagaimana bekerja dengannya sehingga Anda tidak langsung terkena cahaya,” bebernya.

Selanjutnya: Kenali, berikut gejala virus corona tak biasa alias kurang umum menurut WHO

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

×