Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Khomarul Hidayat
Sementara, Direktur Utama PT Bank Ina Perdana Tbk (Bank Ina) Daniel Budirahayu lebih optimistis memandang tahun 2020. Dia menjelaskan, pertumbuhan pendapatan bunga bersih sejatinya sangat mungkin tumbuh lebih pesat. Sebab, proyeksi OJK dan Bank Indonesia terhadap kredit jauh lebih optimistis dengan kenaikan di kisaran 6%-7% tahun ini.
Selain kredit yang diprediksi membaik, tren restrukturisasi kredit akibat Covid-19 pun sudah mulai melandai. Bahkan jauh lebih rendah dari permintaan restrukturisasi tahun lalu yang jumbo. "Di samping itu, tentunya pendapatan non bunga tetap diharapkan tumbuh seperti tahun lalu," ujarnya.
Daniel juga mengatakan, pada bulan Januari 2021 permintaan kredit baru memang masih pelan. Hanya saja, memasuki bulan Februari 2021, permintaan kredit sudah mulai naik, walau belum signifikan.
Merujuk pada laporan keuangan bulanan Bank Ina per Desember 2020, total kredit yang disalurkan bank ini tumbuh 16,35% yoy menjadi Rp 2,93 triliun. Kenaikan ini ikut mendorong pendapatan bunga bersih meningkat 16,3% secara tahunan dari Rp 155,68 miliar di akhir 2019 menjadi Rp 181,07 miliar.
Hasilnya, sepanjang tahun 2020 lalu Bank Ina masih mampu mencetak kenaikan laba bersih 1,6 kali lipat secara tahunan. "Tahun ini seharusnya lebih baik pertumbuhannya, karena diharapkan kredit sudah membaik," imbu Dainel.
Sebagai tambahan informasi saja, menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sepanjang tahun 2020 total NII perbankan sebesar Rp 381,9 triliun. Perolehan tersebut menurun 1,82% dari periode setahun sebelumnya yang mencapai Rp 389 triliun. Walhasil, total laba bersih perbankan secara industri turun 33,08% secara yoy menjadi Rp 104,71 triliun di akhir 2020.
Selanjutnya: Bank Mandiri targetkan pertumbuhan KPR hingga 30% sepanjang 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News