kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,72   -20,01   -2.16%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah mendorong implementasi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS)


Selasa, 31 Agustus 2021 / 09:50 WIB
Pemerintah mendorong implementasi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS)

Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

n telah memulai implementasi penjualan Renewable Energy Certificate (REC). "Kita menggunakan pemberi sertifikat yang sudah teregistrasi secara internasional," terang Bob kepada Kontan, Senin (30/8).

Saat ini total nilai bisnis REC mencapai Rp 7,4 miliar dimana ada 69 ribu lebih konsumen telah menggunakan REC hingga Agustus 2021. Sementara itu, PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY) selaku pelaku usaha solar panel memastikan upaya peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) terus dilakukan. 

Direktur Utama JSKY Christopher Liawan mengungkapkan pihaknya berencana meningkatkan kapasitas produksi solar panel hingga 300 MW pada 2022 mendatang. "Kita dirikan pabrik yang lebih besar dari pabrik pertama dan kedua dan sudah produksi solar cell sendiri di dalam negeri untuk menciptakan harga yang kompetitif," kata Christopher dalam Webinar baru-baru ini.

Christopher menambahkan, salah satu komponen yang memang masih diimpor yakni kaca untuk solar panel. Kebutuhan kaca ini belum bisa dipenuhi di dalam negeri dan memiliki spesifikasi yang berbeda.

Sebagai langkah awal, pihaknya telah melakukan pendekatan dengan sejumlah pabrikan kaca bersakala besar di tanah air. Adapun, dari diskusi yang ada pabrikan kaca dalam negeri mensyaratkan kapasitas pabrik solar panel harus di atas 200 MW. Untuk itu, dengan berbagai pertimbangan tersebut, JSKY pun siap meningkatkan kapasitas yang dimiliki saat ini.

Baca Juga: IESR: Peningkatan porsi EBT indikasi keseriusan PLN dan pemerintah

"Kita punya strategi tingkatkan kapasitas (tujuannya) adalah untuk meningkatkan kandungan lokal dan menciptakan harga yang kompetitif bagi customer-customer kami," ujar Christopher.

Sementara itu, Asosiasi Energi Surya (AESI) mendukung rencana pengembangan PLTS Atap oleh pemerintah.

Ketua Umum AESI Fabby Tumiwa mengungkapkan potensi teknis pada segmen residensial yang mencapai 655 GWp dan potensi pasar mencapai 9-11% dari keseluruhan rumah tangga di Indonesia, ditambah dengan potensi PLTS Atap pada bangunan Commercial & Industry (C&I), maka akselerasi PLTS Atap sangat tepat sebagai strategi pemerintah meningkatkan bauran energi terbarukan dan menurunkan emisi GRK dalam jangka pendek. 

“Untuk itu revisi Permen ESDM No. 49/2018 ini sangat tepat,” kata Fabby dalam keterangan resmi.

Adapun, AESI dalam salah satu usulannya terkait revisi Permen ESDM mengenai PLTS Atap menilai terbukanya pasar PLTS akan menciptakan permintaan dan memberikan dorongan terbangunnya industri surya di dalam negeri, membuka lapangan kerja baru, dan berkontribusi terhadap penurun polusi udara dan pengendalian perubahan iklim.

Selanjutnya: Terus bertambah, porsi pembangkit EBT jadi 51,6% di RUPTL 2021-2030

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

×