kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemeriksaan PCR test terdapat tiga komponen biaya


Rabu, 10 November 2021 / 08:00 WIB
Pemeriksaan PCR test terdapat tiga komponen biaya

Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Utama PT Indofarma Arief Pramuhanto mengatakan, tarif pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) test dapat ditekan kembali dengan melakukan efisiensi pada komponen overhead cost.

Di mana untuk pemeriksaan PCR test terdapat tiga komponen biaya. Di antaranya komponen biaya tenaga kesehatan (nakes), overhead cost, dan reagen. Untuk reagen terdiri dari reagen ekstraksi, reagen dan Viral Transport Medium (VTM).

"Komponen yang fix itu nakes dan APD. Jadi kalau itu diturunkan nakes dan APD itu sama aja kita bayarnya. Kemudian yang bisa kita lakukan efisien sedikit itu adalah di komponen overhead cost. Kalau memang itu diturunkan nanti dampaknya adalah harga daripada reagen yaitu bisa turun," kata Arief saat RDP bersama Komisi VI DPR RI, Selasa (9/11).

Arief menyampaikan untuk komponen biaya nakes tak dapat dilakukan efisien, mengingat terdapat kebijakan mengenai upah daripada tenaga kesehatan itu sendiri.

"Bicara komponen biaya nakes itu di situ ada biaya gaji ya segitu-segitu aja, enggak bisa turun. Jadi ini yang kami akan olah bersama masukan-masukan dari Komisi VI, apakah mungkin bisa di bawah Rp 200.000 kita akan kaji lagi," imbuhnya.

Baca Juga: Bongkar struktur tarif PCR tes, anggota Komisi VI: Harga bisa di bawah Rp 200.000

Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir menambahkan, dari struktur harga terbesar berasal dari komponen reagen utama. Di mana dari proses biaya produksi dan bahan baku harga menempati porsi 55% dari tarif PCR.

Adapun struktur cost PCR test setiap laboratorium berbeda-beda lantaran tergantung masing-masing bisnis modelnya.

Selain itu penyebab harga PCR test di awal pandemi sangat tinggi lantaran penyedia layanan PCR membundling paket pemeriksaan PCR test dengan pemeriksaan lainnya.

"Harga di awal pandemi ini kan sangat bervariasi, karena enggak ditentukan. Kemudian kebanyakan dari lab itu dulu membundling tes dengan foto thorax dan lainnya," kaya Honesti.

Namun, Honesti menyebut bahwa masih ada potensi tarif PCR test dapat turun kembali. Hanya saja, berapa persentase penurunan tarif PCR test tersebut masih dalam kajian Biofarma.

"Ada exercise sederhana yang kami lakukan setelah kemarin RDP dengan Komisi VI. Jadi masih ada celah kita untuk turun tapi berapa persennya belum," kata Honesti.

Honesti mengatakan, penurunan tarif PCR test dapat dilakukan dengan penggunaan BiosSaliva. Di mana dengan BioSaliva akan ada efisiensi dari sisi biaya APD, lantaran pengambilan sampel dilakukan dengan gargle PCR (berkumur dipangkal tenggorokan) yang tak hanya lebih nyaman bagi pasien juga lebih aman bagi nakes yang akan mengambil sample.

Baca Juga: Dirut Bio Farma ungkap tarif tes PCR masih bisa turun lagi

"Contohnya produk produk BioSaliva itu turunkan biaya APD, jadi memang ngga perlu APD, kemudian bisa lakukan secara massal. Kalau massal kita dapat volume, tapi kita belum sedetail itu hitung implikasi ke biaya," imbuhnya.

Hanya saja terdapat biaya yang tak dapat dilakukan efisien seperti biaya bagi tenaga kesehatan. Namun Honesti berkeyakinan bahwa tarif PCR test masih dapat ditekan kembali dengan metode alternatif gargle PCR.

"Tapi kami berkeyakinan bahwa kita masih punya space peluang untuk bisa menekan harga itu, tapi berapa persennya akan turun kami butuh exercise, karena juga menyangkut nanti kapasitas produksi kami. Kami akan berusaha untuk exercise sampai level berapa biaya PCR ini bisa kita lakukan. Tapi kami memiliki keyakinan itu [turun] masih bisa," ungkap Honesti.

Selanjutnya: Kenaikan CHT dinilai akan mengancam para pekerja di sektor IHT

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×