Sumber: Al Jazeera | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
"Di Eropa dan AS serta tempat lain, supremasi kulit putih mulai mengumpulkan massa, memamerkan simbol dan kiasan Nazi, dan ambisi pembunuhan mereka. Setelah puluhan tahun berada dalam bayang-bayang, neo-Nazi dan ide-ide mereka kini mendapatkan keuntungan," kata Guterres.
Di beberapa negara lain yang tidak ia sebutkan namanya, paham neo-Nazi telah menyusup ke polisi dan layanan keamanan negara. Secara tersirat pun gagasan mereka bisa didengar dalam debat partai politik.
Guterres mengatakan, fragmentasi media tradisional dan perkembangan pesat media sosial sangat berkontribusi pada minimnya fakta sejarah yang dibagikan secara luas.
"Kita membutuhkan aksi global yang terkoordinasi, untuk membangun aliansi melawan kebangkitan dan penyebaran neo-Nazi dan supremasi kulit putih, dan untuk melawan propaganda dan disinformasi," tambahnya.
Selanjutnya: Menlu AS: Genosida sedang berlangsung untuk menghancurkan Uighur oleh China
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News