kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pasca rights issue, BRI berpotensi kembali menjadi bank beraset terbesar


Selasa, 12 Oktober 2021 / 15:15 WIB
Pasca rights issue, BRI berpotensi kembali menjadi bank beraset terbesar

Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .

BRI memprediksi penyaluran kredit sampai akhir tahun bisa tumbuh sekitar 6%-7%. Viviana Dyah Ayu Retno, Direktur Keuangan BRI mengatakan, penyaluran kredit BRI memang sempat mengalami tekanan pada bulan Juli ketika pembatasan aktivitas diperketat lewat kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).  Namun, pada Agustus hingga September, penyaluran kredit BRI sudah kembali membaik.

Bank besar lain juga terus berupaya mendorong pertumbuhan aset namun secara sehat dan berkelanjutan. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) hingga Agustus 2021membukukan aset tumbuh 4,3% dibanding akhir tahun 2020. 

Novita Anggraini Direktur Keuangan BNI mengatakan, pertumbuhan ini ditopang DPK sebesar 2,5%. Dana tumbuh terutama didorong oleh dana murah sehingga komposisinya terhadap total DPK naik menjadi 68%.  Dari sisi lending, total kredit terus tumbuh positif di tengah masa PPKM dengan fokus pada sektor-sektor usaha yang prospektif.

"Sebagai strategi jangka Panjang dan berkelanjutan, pertumbuhan total aset akan kami dorong melalui pertumbuhan DPK khususnya CASA dengan optimalisasi tabungan payroll serta merchant, peningkatan kerjasama dengan partner strategis melalui optimalisasi ekosistem bisnis, serta mengakselerasi transformasi layanan digital perbankan," jelas Novita. 

Sedangkan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menargetkan pertumbuhan kredit sekitar 4%-6%. Vera Eve Lim Direktur Keuangan BCA mengatakan, proyeksi tersebut ditopang oleh likuiditas yang masih memadai dan harapan akan pemulihan ekonomi. 

Pertumbuhan kredit ini pada akhirnya akan mendorong peningkatan aset BCA ke depan. "Hingga saat ini, kami masih melakukan melakukan monitoring secara intens terkait kondisi saat ini, khususnya di tengah situasi PPKM dalam rangka menekan laju penularan pandemi COVID-19 menuju pemulihan ekonomi," ujarnya. 

Per Juni 2021, aset BCA tumbuh 15,8% YoY karena ditopang oleh kinerja DPK yang tumbuh 17,5%. Dana murah melonjak 21% YoY menjadi Rp 697,1 triliun dan deposito berjangka meningkat 6,8% YoY mencapai Rp198,2 triliun.

Selanjutnya: Bank pelat merah optimalkan penyaluran kredit lewat agen laku pandai

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×