kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.322.000   -29.000   -1,23%
  • USD/IDR 16.765   18,00   0,11%
  • IDX 8.362   -54,96   -0,65%
  • KOMPAS100 1.159   -6,94   -0,60%
  • LQ45 844   -6,42   -0,76%
  • ISSI 292   -2,09   -0,71%
  • IDX30 440   -4,44   -1,00%
  • IDXHIDIV20 511   -3,54   -0,69%
  • IDX80 130   -1,04   -0,79%
  • IDXV30 135   -1,25   -0,92%
  • IDXQ30 141   -0,73   -0,52%

Pasar Otomotif Lesu: Apakah Stimulus Pemerintah Bisa Menjadi Penyelamat?


Rabu, 19 November 2025 / 03:51 WIB
Pasar Otomotif Lesu: Apakah Stimulus Pemerintah Bisa Menjadi Penyelamat?
ILUSTRASI. Rencana pemerintah menyiapkan insentif baru untuk industri otomotif pada 2026 mulai mendapat perhatian dari pelaku industri. KONTAN/Baihaki

Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Finalisasi Usulan Insentif

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengonfirmasi bahwa pihaknya sedang menyusun rancangan stimulus otomotif sebagai bagian dari paket fiskal 2026. Usulan tersebut akan dibahas bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut kebijakan ini diarahkan untuk mempercepat pemulihan industri yang menghadapi tekanan daya beli dan dinamika pasar global. "Kami sedang menggodok kebijakan insentif dan stimulus untuk sektor otomotif yang akan kami ajukan untuk kebijakan fiskal 2026,” ujarnya.

Menurut Agus, usulan tersebut dirancang untuk mencakup dukungan dari sisi permintaan maupun suplai, sekaligus memastikan keberlanjutan kebijakan yang sudah berjalan terkait elektrifikasi kendaraan. Sejauh ini, insentif PPN DTP untuk kendaraan listrik dan sebagian segmentasi bus masih berlaku hingga 2025.

Tonton: Pertamina Blokir 394.000 Nomor Kendaraan Penenggak BBM Subsidi

Ia memastikan stimulus 2026 dirancang agar selaras dengan roadmap pengembangan kendaraan listrik nasional, termasuk keberlanjutan insentif motor listrik. Langkah tersebut diharapkan tidak hanya menggerakkan pasar, tetapi juga menjaga investasi dan kapasitas produksi industri otomotif dalam negeri.

Kesimpulan

Munculnya wacana insentif otomotif pada 2026 dipandang sebagai momentum penting bagi industri yang tengah lesu akibat penurunan daya beli, ketatnya pembiayaan, dan tekanan eksternal. Pelaku industri berharap stimulus seperti pemotongan pajak, subsidi pembelian, atau skema berbasis TKDN dapat kembali menggerakkan permintaan dan menjaga keberlanjutan investasi. Namun, efektivitasnya akan sangat bergantung pada ketepatan sasaran, desain insentif yang seimbang antara kendaraan konvensional dan elektrifikasi, serta keberhasilan pemerintah melindungi daya beli konsumen kelas menengah bawah—sebagai penentu utama arah pemulihan pasar otomotif pada 2026.

Selanjutnya: Ratusan Ribu Kendaraan Diblokir Akibat Penyalahguna BBM Subsidi, Apa Kata YLKI?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

×