kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Para pencari properti naik ke level tertinggi dalam 3 tahun


Rabu, 31 Maret 2021 / 07:10 WIB
Para pencari properti naik ke level tertinggi dalam 3 tahun

Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rumah.com mengatakan adanya sinyal optimisme dalam pencarian produk properti. Hal ini tergambar dalam Consumer Sentiment Study H1 2021, yang dalam pertama kalinya pasca pemilu 2019, para pencari properti kembali menunjukkan peningkatan sentimen positif terhadap iklim properti, tertinggi dalam 3 tahun terakhir.

Responden merasa lebih optimistis terhadap kondisi pasar properti, persepsi suku bunga, dan upaya serta kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah.

Rumah.com Consumer Sentiment Study adalah survei berkala yang diselenggarakan dua kali dalam setahun oleh Rumah.com bekerjasama dengan lembaga riset Intuit Research, Singapura.

Baca Juga: Banyak proyek swasta tertunda, PTPP punya kontrak carry over Rp 69 triliun pada 2021

Hasil survei kali ini diperoleh berdasarkan 1078 responden dari seluruh Indonesia yang dilakukan pada bulan Juli hingga Desember 2020. Survei ini dilakukan oleh Rumah.com sebagai portal properti terdepan di Indonesia untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di tanah air

Menurut Marine Novita, Country Manager Rumah.com, kebijakan dan stimulus pemerintah tersebut, juga sesuai dengan hasil Rumah.com Consumer Sentiment Study H1 2021 di mana 85% responden menyatakan keinginannya agar pemerintah mengeluarkan kebijakan dan tindakan terutama agar bisa menurunkan suku bunga KPR, sementara 67% responden mengemukakan harapan agar pemerintah bisa menurunkan besaran uang muka.

"Selain itu ketidakmampuan membayar uang muka memang menjadi hambatan konsumen atau kesulitan yang dihadapi ketika mengambil KPR. Hal tersebut seperti dinyatakan oleh 42% responden survei Rumah.com Consumer Sentiment Study H1 2021. Angka tersebut merupakan penurunan dari 51 responden pada survei semester sebelumnya," ungkap Marine dalam keterangan resmi yang diterima Kontan, Selasa (30/3).

Membayar uang muka KPR memang menjadi masalah tersendiri bagi sebagian konsumen, oleh karena itu berbagai strategi dilakukan untuk mempersiapkan uang muka pembelian properti.

Sebagaimana hasil survei Rumah.com Consumer Sentiment Study H1 2021, mayoritas atau sekitar 59% responden menyatakan mereka mulai menabung sebelum mencari rumah.

Sedangkan 25% responden menyatakan bahwa mereka mulai menabung setelah memperkirakan biaya untuk membeli rumah. Sementara 11 responden mulai menabung setelah memutuskan properti yang akan dibeli dan 5% responden meminta dana dari orang tua maupun keluarga untuk membayar uang muka.

Strategi mulai menabung sebelum mencari rumah paling banyak dipilih oleh konsumen berpenghasilan tinggi sedangkan strategi mulai menabung setelah memperkirakan biaya untuk membeli rumah paling banyak dipilih oleh konsumen berpenghasilan rendah

Baca Juga: Nadiem Makarim: Semua sekolah wajib sudah belajar tatap muka pada Juli 2021

Marine menjelaskan bahwa penurunan BI7DRR menjadi 3,75% pada Q4 2020 lalu telah mendorong turunnya suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA).

Secara kuartalan, masing-masing suku bunga kredit mengalami penurunan sebesar tiga dan dua bps, menjadi masing-masing 8,32%.

"Penurunan suku bunga KPR dan KPA memang belum sebesar penurunan BI7DRR. Meski demikian, kita sudah melihat upaya bank yang menurunkan suku bunga KPR sebesar 15 bps pada Juli hingga Oktober, di mana pada saat itu BI7DRR stagnan di 4%. Kita berharap bank terus melakukan penyesuaian suku bunga KPR dan KPA apalagi dengan adanya penurunan BI7DRR menjadi 3,5% dan kebijakan DP Rumah Nol Persen," ujarnya.

Marine menambahkan bahwa adanya kebijakan penurunan BI7DRR, DP Rumah Nol Persen dan insentif PPN dari pemerintah membuat pasar properti menjadi semakin kondusif bagi konsumen.

Apalagi sesuai dengan data Rumah.com Indonesia Property Market Index Q1 2021 dimana pada kuartal keempat 2020 terjadi penurunan harga properti, kenaikan suplai, dan turunnya permintaan secara nasional.

Marine berkata, data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) ini memiliki akurasi yang cukup tinggi untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di Indonesia, karena merupakan hasil analisis dari 400.000 listing properti dijual dan disewa dari seluruh Indonesia, dengan lebih dari 17 juta halaman yang dikunjungi setiap bulan dan diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti setiap bulannya.

Turunnya harga properti dan naiknya suplai properti menunjukkan bahwa pasar properti masih berada dalam situasi buyers market. Bagi konsumen yang sudah siap secara finansial, inilah saat termudah untuk membeli hunian.

Baca Juga: Larangan mudik Lebaran tak menghalangi laju pertumbuhan ekonomi

Pembeli rumah pertama akan dimanjakan oleh melimpahnya pilihan properti dengan harga yang bersaing, fasilitas DP Rumah Nol Persen dan pembebasan PPN 100 Persen.

Pemerintah saat ini memang sedang berusaha keras untuk memulihkan perekonomian melalui pemberian insentif berupa diskon atau pembebasan PPN.

Selain di sektor properti, insentif juga diberikan untuk sektor otomotif dengan relaksasi PPnBM Kendaraan Bermotor untuk mobil dengan tipe sedan dengan kapasitas mesin di bawah 1500 cc dan diproduksi di dalam negeri.

Dua insentif tersebut diharapkan bisa menurunkan harga jual hunian dan kendaraan bermotor sehingga bisa mendorong penjualan rumah atau apartemen dan mobil.

Bagi generasi milenial dan generasi Z, adanya kemudahan membeli rumah dan mobil harus dipertimbangkan dengan hati-hati. Sebaiknya mereka menginvestasikan dana yang mereka miliki untuk sesuatu yang lebih produktif.

Sebagai contoh apabila mereka mau membeli hunian, hal ini bisa sebagai bentuk investasi masa depan karena akan menjadi aset yang nilainya akan naik berlipat-lipat saat mereka sudah berusia 40 tahunan.

Apalagi menurut hasil survei Rumah.com Consumer Sentiment Study H1 2021, ketika diberikan pertanyaan prioritas keuangan apa yang akan diambil dalam setahun ke depan, sebagian besar generasi milenial akan terus menabung untuk bisa membeli rumah sebagaimana dinyatakan oleh 77% responden.

Sedangkan 68% responden lainnya akan membelanjakan untuk kebutuhan keluarga dan 61% responden lainnya untuk kebutuhan pendidikan. Sementara hanya 19% responden yang ingin membeli mobil.

Baca Juga: Ada insentif pajak, Ciputra International luncurkan program promo ini

Marine menjelaskan berbagai kebijakan dan stimulus dari pemerintah tersebut, menjaga sentimen para pemangku kepentingan di bidang properti tetap positif.

Semakin membaiknya pasar properti sampai awal tahun 2021 ini menunjukkan bahwa kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah memang membawa dampak positif terhadap pasar dan perkembangan industri properti di tanah air.

Adanya kebijakan dan stimulus pemerintah menunjukkan bahwa sesungguhnya saat ini merupakan waktu yang paling mudah untuk membeli hunian.

Pengembang properti, tentu juga tidak menutup mata terhadap kondisi pasar dan berbagai kemudahan bagi konsumen saat ini. Karena itu mereka juga melakukan penyesuaian target pasar dengan memperbesar suplai untuk kalangan menengah.

"Rumah.com dapat membantu memahami di mana posisi konsumen saat ini dan apa yang harus dilakukan dengan kalkulator keterjangkauan dan panduan seputar keuangan dan properti bagi konsumen yang sedang menyiapkan diri untuk membeli rumah," pungkas Marine.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

×