Reporter: Dendi Siswanto, Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
Hanya, transaksi investasi lainnya mencatat defisit yang lebih besar dari kuartal sebelumnya. Penyebabnya antara lain peningkatan piutang dagang dan penempatan ke aset valas sejalan dengan masih tingginya aktivitas ekspor.
Pemulihan lebih cepat
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memaparkan, pihaknya telah merevisi proyeksi neraca transaksi berjalan tahun ini, dari sebelumnya -2,15% terhadap PDB menjadi 0,03% terhadap PDB.
Baca Juga: Menperin: Ekspor Industri Manufaktur Terus Naik Berkat Hilirisasi
Menurutnya, perubahan proyeksi neraca transaksi berjalan seiring percepatan pemulihan ekonomi domestik. Ia pun memperkirakan surplus neraca barang pada neraca transaksi berjalan tahun ini akan menyusut. Sebab, impor akan mengejar ekspor yang sebagian besar terjadi pada semester II-2022.
Faisal melihat, bahan baku dan barang modal yang mencapai 90% dari total impor menunjukkan pemulihan kegiatan investasi dan produksi yang akan mendorong permintaan barang-barang impor tersebut. "Namun, konflik Rusia-Ukraina bakal memperpanjang tren kenaikan harga komoditas," sebut dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News