kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Negara kaya ngotot jalankan booster vaksin Covid-19, abaikan imbauan WHO


Jumat, 06 Agustus 2021 / 11:09 WIB
Negara kaya ngotot jalankan booster vaksin Covid-19, abaikan imbauan WHO

Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Melansir Reuters yang mengutip data WHO, negara-negara berpenghasilan tinggi mampu memberikan sekitar 50 dosis untuk setiap 100 orang pada bulan Mei, dan jumlah itu meningkat dua kali lipat. Sedangkan negara-negara berpenghasilan rendah hanya mampu memberikan 1,5 dosis untuk setiap 100 orang, karena kurangnya pasokan.

"Saya memahami kepedulian semua pemerintah untuk melindungi rakyatnya dari varian Delta. Tetapi kami tidak dapat menerima negara-negara yang telah menggunakan sebagian besar pasokan vaksin global untuk menggunakan lebih banyak lagi," kata Tedros.

Jerman menolak tuduhan itu, dengan mengatakan pihaknya juga akan menyumbangkan setidaknya 30 juta dosis vaksin ke negara-negara miskin.

Baca Juga: Ini rencana pemerintah terkait pemberian vaksin dosis ketiga ke masyarakat umum

"Kami ingin memberikan vaksinasi ketiga kepada kelompok rentan di Jerman dan pada saat yang sama mendukung vaksinasi sebanyak mungkin orang di dunia," kata kementerian kesehatan.

Menyusul komentar Tedros, Gedung Putih mengatakan pada hari Rabu bahwa pihaknya siap untuk memberikan suntikan penguat jika diperlukan, menunjukkan bahwa mereka juga tidak akan mengindahkan seruan WHO. 

Pfizer mengatakan booster kemungkinan besar diperlukan karena berkurangnya respons antibodi, terutama setelah enam bulan.

Baca Juga: Jerman akan berikan suntikan penguat COVID-19 pada bulan September mendatang

Regulator kesehatan AS telah mengatakan bahwa lebih banyak bukti ilmiah diperlukan untuk memastikan diperlukan booster tertentu, tetapi telah mengindikasikan bahwa mereka percaya suntikan ketiga mungkin diperlukan untuk orang dengan sistem kekebalan yang terganggu.

Pemerintah Macron sedang mencoba untuk meningkatkan program vaksinasi Prancis ketika negara itu menghadapi gelombang keempat virus dan demonstrasi jalanan sebagai protes terhadap kebijakan Covid-19 pemerintah.

Prancis dan Jerman sejauh ini telah memberikan setidaknya satu dosis vaksin Covid-19 kepada 64,5% dan 62% populasi masing-masing, dengan 49% Prancis dan 53% Jerman telah divaksinasi penuh.

Selanjutnya: Permintaan booster vaksin ikut melecut target penjualan vaksin Pfizer

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×