kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45902,10   9,52   1.07%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mutasi virus corona, apa beda dengan virus sebelumnya?


Senin, 21 Desember 2020 / 12:45 WIB
Mutasi virus corona, apa beda dengan virus sebelumnya?

Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

Sementara itu, kepala petugas medis Inggris Profesor Chris Whitty dalam konferensi pers mengatakan, virus bermutasi sepanjang waktu termasuk virus corona. Di negara-negara lain seperti Spanyol, sudah lebih dulu mengidentifikasi strain baru dari virus corona.

Namun yang menjadi pertanyaan adalah apakah strain baru itu lebih mudah menular dan membuat orang lebih sakit. Pertanyaan lainnya adalah apakah strain virus corona baru mengubah cara sistem kekebalan seseorang dalam merespons virus jika sudah terinfeksi atau divaksinasi.

"Sejauh ini kumpulan bukti dari genetik, frekuensi, dan studi laboratorium menunjukkan strain baru memiliki peningkatan yang signifikan dan substansial dalam hal transmisi (penularan)," kata Whitty.

Dia menambahkan, hingga saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan strain virus corona baru dapat menyebabkan tingkat kematian yang lebih tinggi. Whitty percaya strain virus baru pertama kali muncul pada pertengahan September di London atau Kent.

Baca juga: Tips menyembuhkan kemampuan indera penciuman setelah terkena Covid-19

Pada pertengahan November, strain virus corona baru diperkirakan telah menyebabkan sekitar 28 persen kasus baru di London, dan wilayah lain di Inggris bagian tenggara. "Sekarang angkanya jauh lebih tinggi. Di London, data selama seminggu terakhir menunjukkan strain baru menyebabkan lebih dari 60 persen kasus baru," kata Whitty.

"Situasi ini memberi tahu bahwa strain baru ini tidak hanya bergerak cepat, tetapi juga memiliki kemampuan menular yang meningkat dan dominan," tambah dia.

Kendati demikian, Whitty menegaskan tidak ada bukti yang menunjukkan strain baru ini menyebabkan penyakit yang lebih parah dan lebih banyak masalah.

Memang ada kecurigaan strain baru virus corona ini dapat mengubah respons kekebalan seseorang terhadap penyakit, tapi belum ada bukti. “Asumsi kami saat ini, dari semua ilmuwan, respons vaksin harus memadai untuk strain virus terbaru. Ini jelas perlu dilihat ke depannya dan kami harus tetap waspada," ujar Whitty.

Inggris telah memberi tahu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang penemuan strain virus corona baru dan akan terus menganalisisnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Mutasi dan Penularan Varian Baru Virus Corona, Apa Bedanya? ",


Penulis : Maria Adeline Tiara Putri
Editor : Glori K. Wadrianto

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: Negara Eropa ramai-ramai tutup perbatasan dengan Inggris, ini penyebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

×