Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menilai, dari sisi lokasi Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat sangat strategis karena berada di pusat pengembangan industri. Rencananya, pelabuhan tersebut sudah dapat beroperasi pada Desember 2020, dan Mulai Januari 2021, akan melakukan pengembangan pembangunan pelabuhan fase I tahap II.
Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub Agus Purnomo menjelaskan, saat ini Pelabuhan Patimban tengah dalam proses penyelesaian tahap 1 yaitu penyelesaian Terminal Peti Kemas seluas 35 hektare dengan kapasitas 250.000 TEUs dan Terminal Kendaraan seluas 25 hektare dengan kapasitas 218.000 CBU.
Sementara, yang sudah siap dimanfaatkan adalah Dermaga Kendaraan seluas 350 m x 33 m dengan kapasitas 218.000 CBU.
Selanjutnya, Mulai 2021 segera dimulai pembangunan selanjutnya yaitu pengerjaan Terminal Peti Kemas seluas 66 hektar dengan kapasitas kumulatif 3,75 juta TEus dan Terminal Kendaraan dengan kapasitas kumulatif 600.000 CBU serta Terminal RoRo seluas 200 meter.
Baca Juga: Menhub: Ekspor-impor mobil bisa dilakukan lewat Pelabuhan Patimban mulai Desember
"Lokasinya sangat strategis di pusat pengembangan kawasan industri yaitu Karawang dan Subang. Pembangunan akses masuk ke Pelabuhan Patimban terus kami selesaikan. Akses masuk Pelabuhan Patimban dari Pantura saat ini pembangunannya hampir selesai mencapai 100%," kata Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub Agus Purnomo saat diskusi virtual, Senin (16/11).
Agus mengatakan, pelabuhan tersebut juga akan mudah terkoneksi dari tangerang, Jakarta, Bekasi, Karawang, hingga Patimban. Bahkan Pelabuhan Patimban juga dapat dikonsolidasikan dengan Cirebon dan Kertajati.
“Nanti kendaraan dari pantura masuk berputar langsung ke Pelabuhan Patimban. Dari Pantura sampai ke Pelabuhan bebas hambatan. Sementara akses dari Tol Cipali, aksesnya akan dibangun dari pintu keluar kilometer 89 langsung ke Pelabuhan Patimban," paparnya.
Agus menyebut, akses tol tersebut dalam waktu dekat akan dikerjakan begitu juga dengan trase kereta api hingga dermaga Pelabuhan Patimban. Selain itu, pelabuhan yang memiliki dermaga di atas laut tersebut juga memiliki potensi pengembangan yang prospektif.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan Pelabuhan Patimban akan selesai dibangun secara menyeluruh pada 2027, dan diharapkan industri banyak yang berkembang di Jawa Barat dan Jawa Tengah dengan adanya Pelabuhan Patimban sebagai pelabuhan utama dalam proses ekspor impor dan distribusi ke seluruh Indonesia.
“Ini akan membuat perekonomian Jawa Barat berkembang dan secara nasional memberikan alternatif dalam proses ekspor impor barang. Terlebih kegiatan pengiriman barang otomotif banyak dilakukan di Karawang," katanya.
Menurutnya, dengan adanya Pelabuhan Patimban, industri otomotif dapat memanfaatkan dan memaksimalkannya. Patimban, Kertajati, Cirebon adalah titik yang menjadi prospek cerah untuk logistik nasional.
Soft launching Pelabuhan Patimban tahap pertama ditargetkan bisa digunakan pada Desember 2020. Pembangunan Pelabuhan Patimban dilaksanakan dalam tiga fase.
Fase pertama, Pelabuhan Patimban direncanakan akan dapat melayani 3,75 juta peti kemas (TEUS). Fase kedua, kapasitas pelayanan akan meningkat menjadi 5,5 Juta TEUS, dan pada Fase ketiga akan meningkat kembali hingga 7 juta TEUS (keseluruhan atau ultimate).
Budi menjelaskan, pada fase I tahap I Pelabuhan Patimban sudah dapat mengoperasikan terminal peti kemas seluas 35 hektare (ha), yang mampu menampung 250.000 Twenty-foot Equivalent Unit (TEUs) peti kemas. "Dan untuk kendaraan seluas 25 hektare dengan kapasitas mobil sebanyak 218.000 CBU (Completely Built Up)," ujar dia.
Ada 3 fasilitas yang akan dibangun di sana, tambahan kapasitas terminal peti kemas dan terminal kendaraan bermotor. Kemudian terminal untuk kapal penumpang roro.
"Nantinya kapasitas peti kemas akan ditambah menjadi 3,75 juta TEUS dan kapasitas terminal kendaraan menjadi 600 ribu CBU. Terminal penumpang kapal roro sendiri akan dibangun sepanjang 200 meter," katanya.
Ia juga menjelaskan, pada Desember mendatang, Pelabuhan Patimban baru akan dioperasikan untuk melayani pengiriman mobil.
"Harapannya adalah bulan Desember, kita akan gunakan pertama kali untuk halte terminal yang bisa dilakukan pengangkutan ekspor-impor mobil dan juga distribusi mobil ke seluruh Indonesia," ujar Budi.
Baca Juga: PUPR siap lelang 9 ruas jalan tol, ini daftarnya
Budi mengatakan, untuk fase II dan III akan fokus untuk menambah kapasitas peti kemas di Pelabuhan Patimban. Di fase II kapasitas akan ditambah jadi 5,5 juta TEUS dan fase III menjadi 7,5 juta TEUS.
"Jadi nanti 2027 di Patimban ada peti kemas 7,5 juta TEUS, terminal kendaraan 600 ribu CBU, dan kemudian terminal roro juga ada," paparnya.
Secara umum, Pelabuhan Patimban akan melayani jenis muatan Peti Kemas dan Kendaraan Bermotor (Car Terminal) yang diangkut menggunakan kapal-kapal berukuran besar. Car Terminal ini nantinya memiliki kapasitas tampung hingga 600 ribu kendaraan per tahun pada kondisi ultimate.
"Dengan adanya Car Terminal di Pelabuhan Patimban diharapkan dapat mengurangi kepadatan lalu lintas khususnya untuk ekspor-impor produk kendaraan di Pelabuhan Tanjung Priok. Selama ini, kendaraan berat termasuk angkutan ekspor-impor kendaraan menyumbang pada kemacetan lalu lintas khususnya ruas antara Bekasi-Tanjung Priok, Jakarta," pungkas Budi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News