kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Morgan Stanley catat beberapa bank sentral Asia akan normalisasi kebijakan moneter


Selasa, 18 Mei 2021 / 08:20 WIB
Morgan Stanley catat beberapa bank sentral Asia akan normalisasi kebijakan moneter

Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berbagai negara di dunia jor-joran merelaksasi kebijakan fiskal maupun moneternya untuk menyelamatkan perekonomian dari terjangan badai Covid-19.

Menyoroti kebijakan para bank sentral, Morgan Stanley melihat bank-bank sentral di Asia memang kompak mengeluarkan kebijakan suku bunga landai.

Akan tetapi, seiring dengan perbaikan ekonomi yang mulai berjalan, juga kondisi pemulihan Amerika Serikat (AS) yang cepat, diperkirakan akan terjadi normalisasi kebijakan suku bunga kebijakan dari negara Paman Sam tersebut.

“Namun saat ini, kami perkirakan bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) masih akan menahan suku bunga kebijakan dan baru meningkatkan suku bunga kebijakan pada kuartal III-2023,” ujar Morgan Stanley dalam laporan yang diterima Kontan.co.id, Senin (17/5).

Baca Juga: Morgan Stanley pangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021

Sebelum The Fed mengambil langkah normalisasi, Morgan Stanley mencatat sudah ada beberapa negara di Asia yang telah melakukan normalisasi kebijakan bank sentral, seperti China, Korea, juga Taiwan.

Kebijakan yang diambil oleh negara-negara tersebut pertama-tama lewat kebijakan non suku bunga, sebagai langkah antisipatif.

Lantas, Morgan Stanley melihat, beberapa bank sentral negara-negara lain di Asia yang akan mengikuti langkah ketiga negara tersebut untuk melakukan normalisasi.

Negara mana sajakah itu?

Pertama, bank sentral Singapura atau Monetary Authority Singapore (MAS). MAS mengelola kebijakan moneter lewat pengaturan nilai tukar, bukan suku bunga. Saat ini MAS memutuskan untuk mempertahankan tingkat apresiasi nol persen per tahun.

Nah, seiring dengan perbaikan ekonominya, Morgan Stanley memperkirakan MAS akan mulai meningkatkan tingkat apresiasi pada Oktober 2021.

Kedua, bank sentral India atau Reserve Bank of India (RBI). Saat ini suku bunga kebijakan India ada di level 4,00%. Morgan Stanley memperkirakan kebijakan suku bunga acuan India akan meningkat sebesar 25 basis poin (bps) pada kuartal IV-2021.

Peningkatan suku bunga sepertinya masih akan dilakukan oleh otoritas moneter negara Anak Benua ini pada tahun 2022. Lembaga tersebut lalu memperkirakan India akan meningkatkan suku bunga secara kumulatif 175 bps di akhir kuartal IV-2022.

Ketiga, bank sentral Korea atau Bank of Korea (BOK), Bank Indonesia (BI), dan bank sentral Malaysia atau Bank Negara Malaysia (BNM) diperkirakan akan melakukan normalisasi suku bunga kebijakan di kuartal pertama tahun depan.

Baca Juga: Berkilau, harga emas sentuh level tertinggi 3 bulan dipicu penurunan US Treasury

Dengan demikian, secara kumulatif diperkirakan BOK akan meningkatkan suku bunga kebijakan sebesar 75 bps hingga akhir tahun 2022, kemudian BI aan meningkatkan 50 bps, dan BNM mengerek suku bunga kebijakan sebesar 75 bps di akhir tahun depan.

Keempat, bank sentral Taiwan atau Central Bank of Republic of China (CBC) diperkirakan bisa meningkatkan suku bunga kebijakan sebesar 12,5% pada kuartal II-2022 dan kembali naik sebesar 12,5% pada kuartal III-2022.

Sementara bank sentral Thailand atau Bank of Thailand (BOT) diperkirakan akan meningkatkan suku bunga kebijakan sebesar 25 bps pada kuartal IV-2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×