Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan
Sejak kudeta, junta terus meningkatkan taktik mereka melawan pengunjuk rasa anti-militer, menembakkan gas air mata, meriam air, dan peluru karet, serta insiden peluru tajam.
Minggu adalah hari paling berdarah sejak pengambilalihan militer, dengan PBB mengatakan, sedikitnya 18 pengunjuk rasa tewas di seluruh negeri.
Menurut kelompok pemantau Asosiasi Bantuan Tahanan Politik (AAPP), lebih dari 1.200 orang telah ditangkap sejak kudeta, dengan sekitar 900 orang masih di balik jeruji besi atau menghadapi dakwaan.
AAPP menyebutkan, 34 wartawan termasuk di antara mereka yang ditahan, dengan 15 orang sejauh ini telah dibebaskan.
"Penindasan ini menghalangi arus informasi dan berita yang akurat," sebut AAPP seraya menambahkan, wartawan menjadi sasaran "serangan kekerasan" meskipun memiliki kredensial yang jelas.
Selanjutnya: Pertama kali sejak kudeta, Aung San Suu Kyi muncul di pengadilan Myanmar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News