Sumber: Sputnik News | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Keputusan AS untuk menarik seluruh tentaranya dari Afghanistan telah bulat. Meskipun demikian, Washington memastikan akan tetap mengawasi negara itu tanpa henti.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan, Amerika Serikat akan tetap hadir di Afghanistan dengan berbagai cara setelah penarikan pasukan selesai pada September nanti.
"Kami telah terlibat di Afghanistan selama 20 tahun, kadang kami lupa apa tujuan kami di sana, dan itu adalah untuk berurusan dengan pelaku serangan 9/11," kata Blinken.
"Kini, kami berhasil. Hanya karena pasukan kami pulang, bukan berarti kami pergi," ujar dia dalam wawancaranya di program 60 Minutes CBS News pada Minggu (2/5), dikutip dari Sputnik News.
Baca Juga: Jelang penarikan pasukan, jenderal AS sebut militer Afghanistan akan runtuh
Blinken juga menegaskan, Kedutaan Besar AS akan tetap berdiri di Afghanistan. Amerika Serikat juga akan terus memberikan dukungan ekonomi, kemanusiaan, dan pembangunan.
Ketika ditanya potensi ancaman dari Taliban, Blinken mengatakan, AS harus siap untuk setiap skenario, termasuk jika Taliban menguasai Afghanistan.
Akhir pekan lalu, tepatnya pada 1 Mei, AS mulai menarik pasukan dari Afghanistan. Wakil Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan, satuan tugas Penjaga Angkatan Darat AS akan dikirim ke Afghanistan di tengah penarikan pasukan.
Penarikan pasukan selesai pada 11 September
Penarikan sisa 2.500 tentara AS di Afghanistan akan menandai 20 tahun pasca serangan Al Qaeda yang memicu perang panjang.
Baca Juga: AS berencana kerahkan kapal induk untuk jemput sisa pasukan di Afghanistan
Intelijen AS meramalkan rendahnya peluang damai untuk tercapai tahun ini dan memperingatkan bahwa pemerintahnya akan berjuang untuk menahan pemberontakan Taliban jika koalisi yang dipimpin AS menarik dukungan.
Awal tahun lalu, pasukan pemberontak Taliban mengancam akan melanjutkan permusuhan terhadap pasukan asing jika tenggat waktu itu terlewat. Di sisi lain, Biden berjanji akan menetapkan tanggal penarikan jangka pendek.
Keputusan ini seolah menunjukkan AS yang kini ada di tangan Pemerintahan Joe Biden tidak lagi menjadikan kekuatan militer sebagai kunci perdamaian di Afghanistan. Hal ini berkebalikan dengan asumsi dasar Pentagon yang telah menjadi acuan satu dekade terakhir.
AS dan Taliban menandatangani kesepakatan damai di Doha, Qatar, pada 29 Februari 2020. Dalam kesepakatan tersebut ditetapkan penarikan pasukan AS secara bertahap serta dimulainya negosiasi intra-Afghanistan dan pertukaran tahanan.
Selanjutnya: Segera tarik pasukan dari Afghanistan, Biden: Saatnya untuk mengakhiri perang!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News