Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
Dari jumlah tersebut, SIMP memperoleh pendapatan dari bisnis minyak goreng dan lemak nabati sebesar Rp 11,66 triliun hingga kuartal III-2021. Kemudian diikuti oleh pendapatan dari bisnis perkebunan sebesar Rp 7,36 triliun. Pendapatan dari kedua segmen bisnis ini kemudian dikurangi oleh eliminasi sebesar Rp 4,90 triliun.
Belum terdapat data terkait realisasi volume produksi dan penjualan minyak goreng SIMP sepanjang tahun 2021. Bila mengacu pada laporan tahunan 2020, penjualan dan distribusi minyak goreng SIMP didukung oleh Grup Distribusi Indofood yang memiliki jaringan di seluruh Indonesia. Lebih dari 85% dari produk minyak goreng SIMP dipasarkan secara domestik, sedangkan sisanya diekspor ke negara-negara Asia, Afrika, Amerika, Timur Tengah, dan Australia.
Sementara itu, Grup Sinar Mas menjalani bisnis minyak goreng yang juga terintegrasi dengan bisnis agribisnis dan pangan yang mana lini bisnis ini dikendalikan oleh Golden Agri-Resources Ltd (GAR). Perusahaan ini tercatat di Bursa Efek Singapura sejak 1999.
GAR memiliki salah satu anak usaha di Indonesia yaitu PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk (SMAR) yang memproduksi beberapa merek minyak goreng seperti Filma, Kunci Mas, Mitra, dan Palmvita.
Baca Juga: Sinar Mas Agro (SMAR) Tepis Dugaan Penyalahgunaan Stok Minyak Goreng di Makassar
Minyak goreng tersebut dihasilkan dari perkebunan sawit milik Sinar Mas yang luasnya mencapai 137.512 Ha di Sumatera dan Kalimantan berdasarkan data per akhir 2020. Sinar Mas mengoperasikan 16 pabrik kelapa sawit dengan kapasitas terpasang sebesar 4,35 juta ton per tahun.
Perusahaan ini juga memiliki 4 pabrik rafinasi dengan kapasitas 2,88 juta ton per tahun dengan tingkat utilisasi tahunan rata-rata 83% untuk mengolah CPO hingga menjadi minyak goreng.
Produk minyak goreng SMAR dipasarkan baik dalam bentuk curah, industri, dan bermerek, di pasar domestik maupun internasional. Perusahaan ini telah mengekspor produknya ke lebih dari 70 negara dengan fokus utama di pasar-pasar yang berkembang seperti Eropa, China, India, Pakistan, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Serikat.
Berdasarkan laporan keuangan, SMAR mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 40,38 triliun per kuartal III-2021 atau tumbuh 43,19% (yoy) dibandingkan penjualan bersih per kuartal III-2020 sebesar Rp 28,20 triliun.
Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp 34,94 triliun disumbangkan oleh penjualan dari segmen integrasi usaha produk konsumen dan aktivitas perdagangan, sedangkan bisnis perkebunan dan lainnya masing-masing menyumbang penjualan senilai Rp 2,69 triliun dan Rp 2,74 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News