Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Properti Tbk (PPRO) masih tertatih untuk meraih target pendapatan pra-penjualan alias marketing sales di tahun ini. Di tengah pandemi yang masih melanda, PPRO membukukan marketing sales sebesar Rp 539 miliar sampai dengan kuartal III 2021.
Direktur Utama PPRO I Gede Upeksa Negara mengungkapkan, marketing sales yang diraih PP Properti turun tipis sekitar 2% secara tahunan (YoY). "Jika dibandingkan dengan Q3-2020 (marketing sales) belum ada pertumbuhan, namun masih sesuai dengan target sampai dengan akhir tahun 2021," ungkap Gede kepada Kontan.co.id, Rabu (13/10).
PPRO pun kembali menimbang raihan marketing sales yang bisa dibukukan pada tahun ini. Gede menerangkan, jika berdasarkan realisasi di kuartal ketiga, maka PPRO cukup optimistis untuk meraih marketing sales senilai Rp 1,05 triliun sampai tutup tahun 2021. Angka itu lebih rendah dibandingkan target marketing sales PPRO di awal tahun yang mencapai Rp 1,7 triliun.
Namun dengan kasus covid-19 yang lebih terkendali, gencarnya program vaksinasi serta dorongan insentif properti yang berjalan hingga akhir tahun nanti seperti PPN ditanggung pemerintah, kelonggaran Loan to Value (LTV) dan penurunan suku bunga, PPRO pun masih optimistis bisa mendongkrak raihan penjualan di sisa 2021.
Baca Juga: Di kawasan residensial premium 150 ha ini jadi tempat tinggal baru Greysia-Apriyani
"Target kami memang untuk market sales sebesar Rp 1,7 triliun, tapi hasil evaluasi sampai kuartal III untuk akhir tahun optimis dicapai Rp 1,05 triliun. Meskipun kami akan berusaha seiring dengan pulihnya kondisi akibat covid-19, kembali ke target awal," terang Gede.
Selain pandemi yang lebih terkendali dan adanya dorongan stimulus properti dari pemerintah, PPRO juga optimistis dengan gencarnya proyek yang sedang digarap. Sampai dengan Q4-2021, total proyek residensial yang dikembangkan PPRO mencapai 20 proyek. Terdiri dari 17 proyek student apartment dan 3 lagoon series yakni Grand Kamala Lagoon, Grand Sungkono Lagoon, dan Grand Dharmahusada Lagoon.
Adapun, kontributor terbesar marketing sales PPRO sampai dengan Q3-2021 berasal dari proyek Grand Kamala Lagoon, Grand Sungkono Lagoon dan proyek student apartment seperti Apartemen Evenciio, Begawan, dan Westown View.
"Strategi bisnis perusahaan dengan mengoptimalisasi unit ready stock yang digabungkan dengan beberapa dukungan (insentif) pemerintah. Selain itu dalam proses pemasaran kami memaksimalkan platform digital marketing dan social media," imbuh Gede.
Baca Juga: Groundbreaking, Sentosa Park kembangkan hunian ala Singapura di Tangerang New City
Tak hanya bagi segmen residensial, penurunan kasus covid-19 juga diyakini bakal mendongkrak pendapatan PPRO dari segmen komersial, khususnya hotel dan mal. Gede menyebut, memasuki kuartal keempat segmen komersial sudah mulai tumbuh seiring pelonggaran PPKM di beberapa daerah, sehingga masyarakat mulai berlibur maupun melakukan aktivitas di pusat perbelanjaan dengan tetap menjaga protokol kesehatan.
Dengan kondisi yang lebih kondusif ini, PPRO memproyeksikan sampai dengan akhir 2021 penjualan dari segmen komersial bisa mencapai Rp 97,5 miliar atau mengalami pertumbuhan kinerja sebesar 38% dibandingkan tahun lalu. "Sampai dengan Q3-2021 kinerja penjualan segmen komersial senilai Rp 70 miliar, mengalami pertumbuhan 43% (yoy)," ungkap Gede.
Dalam pengembangan bisnisnya, PPRO gencar menggarap proyek di kawasan strategis seperti di kawasan wisata Mandalika serta Kawasan Industri Batang. Gede bilang, PPRO berencana melakukan pre-launching Prime Park Hotel Lombok pada akhir bulan Oktober untuk menyambut ajang World Superbike dan MotoGP yang akan berlangsung di Mandalika.
Sedangkan untuk proyek properti di Kawasan Industri Batang, saat ini PPRO dalam proses due diligence untuk studi kelayakan bisnis. "Dan menunggu momentum yang tepat memulai pembangunan, seiring dengan penyerapan tenant yang akan masuk dalam kawasan industri tersebut," sebut Gede.
Adapun untuk memuluskan rencana kerjanya, PPRO sudah merealisasikan belanja modal (capex) sebesar Rp 26,6 miliar hingga Q3-2021.
Hingga akhir tahun, serapan capex PPRO diproyeksikan sekitar Rp 243 miliar yang mayoritasnya dipakai untuk menyelesaikan pembangunan recurring income seperti Prime Park Hotel Lombok dan Lagoon avenue Sungkono Surabaya.
"Mengingat kondisi pandemi yang masih berdampak sampai saat ini, PPRO berfokus untuk menyelesaikan beberapa mall dan hotel yang akan mendukung kawasan strategis nasional serta mengembangkan landed house dan serah-terima proyek yang telah selesai," pungkas Gede.
Selanjutnya: Jakarta di peringkat 12 dunia, kota dengan pencakar langit terbanyak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News