Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi
Terkait produk crowdfunding tersebut, Wenas menjelaskan bahwa produk tersebut memungkinkan lender ritel untuk melakukan pendanaan mulai dari Rp 100 ribu. Hal tersebut juga mengingat kalau minat dan antusias anak muda untuk berinvestasi di Amartha juga terus tumbuh.
“Saat ini mendanai di Amartha dimulai dari Rp 3 juta, hitungannya terlalu besar untuk pendana pemula,” terangnya.
Terkait dengan lender ritel, Direktur Eksekutif Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Kuseryansyah juga mengungkapkan bahwa pihaknya terus mendorong pemain fintech lending untuk mulai melakukan diversifikasi dengan menambah pendana dari ritel.
Tujuannya adalah agar pendanaan dari fintech lending lebih kuat dengan tidak mengandalkan satu atau dua korporat saja.
“Kalau punya alternatif sumber pendanaan termasuk dari ritel tentu akan semakin kuat. Sekarang tinggal masyarakat percaya saja karena kalau lihat pengembalian nya juga besar bisa mencapai 20% tergantung risiko,” ujar Kus.
Selanjutnya: Dompet digital saling berebut pasar saat pandemi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News