Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - JENEWA. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengungkapkan, penyebaran Omicron sub-varian BA.2, yang mendapat julukan Omicron Siluman, yang lebih menular meningkat, dan menjadi varian dominan di beberapa negara.
"Proporsi sequences yang dilaporkan sebagai BA.2 telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir, dan merupakan garis keturunan Omicron yang dominan di beberapa negara," sebut WHO dalam pernyataan tertulis Selasa (8/3), yang diterima Kontan.co.id.
Dalam Pembaruan Epidemiologi Mingguan Covid-19 yang rilis Selasa (8/3), menurut WHO, dari laporan garis keturunan Omicron yang masuk dalam 30 hari terakhir, BA.1.1 menjadi sub-varian yang dominan dengan 187.058 sequences atau 41%.
Sementara sub-varian BA.2 menyumbang 156.014 sequences atau 34,2%. Kemudian, BA.1 dengan kontribusi 112.655 sequences atawa 24,7% dan BA.3 menyumbang 101 sequences atau kurang dari 1%.
Baca Juga: Angka Kematian Akibat Covid-19 Meningkat, Mayoritas Lansia dengan Komorbid Ini
Dari 428.417 sequences yang diunggah ke GISAID dalam 30 hari terakhir, 427.152 atau 99,7% adalah Omikron dan 580 atau 0,1% merupakan varian Delta. "Untuk semua negara atau wilayah dengan 100 sequences atau lebih yang diunggah ke GISAID, Omicron tetap menjadi varian dominan," sebut WHO.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan pada Selasa (8/3), kontribusi Omicron sub-varian BA.2 meningkat menjadi 11,6% terhadap varian virus corona baru yang beredar di Amerika Serikat per 5 Maret lalu.
Mengutip Reuters, sub-varian Omicron lainnya yang telah beredar sejak Desember di AS, disebut BA.1.1 dan B.1.1.529, kini masing-masing berjumlah sekitar 73,7% dan 14,7% dari varian virus corona yang beredar di negeri paman Sam.
WHO memantau dengan cermat Omicron BA.2
Menurut WHO, Omicron terdiri dari beberapa subvarian yang terkait secara genetik, termasuk BA.1, BA.2 dan BA.3, yang masing-masing dalam pemantauan organisasi di bawah payung PBB yang berbasis di Jenewa, Swiss, itu.
Baca Juga: Temuan Terbaru Ini Bisa Bantu Prediksi Pasien Covid-19 yang akan Alami Sakit Parah
"TAG-VE (Kelompok Penasihat Teknis WHO tentang Evolusi Virus SARS-CoV-2) menekankan, BA.2 harus terus dipantau sebagai subgaris yang berbeda dari Omicron oleh otoritas kesehatan masyarakat," kata WHO dalam sebuah pernyataan yang Kontan.co.id terima, 23 Februari lalu.
WHO menjelaskan, BA.2 berbeda dari BA.1 dalam urutan genetik, termasuk beberapa perbedaan asam amino dalam protein spike dan protein lainnya. Penelitian menunjukkan, BA.2 memiliki keunggulan penularan dibandingkan dengan BA.1.
TAG-VE juga melihat data awal uji coba laboratorium dari Jepang yang menggunakan model hewan tanpa kekebalan terhadap SARS-CoV-2 yang menyoroti BA.2 bisa menyebabkan penyakit yang lebih parah pada hamster dibanding BA.1.
Tetapi, TAG-VE juga mempertimbangkan data tentang tingkat keparahan klinis dari Afrika Selatan, Inggris, dan Denmark yang menunjukkan, tidak ada perbedaan tingkat keparahan antara BA.2 dan BA.1.
Selain itu, BA.1 dan BA.2 memiliki beberapa perbedaan genetik, yang mungkin membuat mereka berbeda secara antigenik. Data awal dari studi tingkat populasi menunjukkan, infeksi BA.1 memberikan perlindungan substansial terhadap infeksi ulang BA.2.
"WHO akan terus memantau dengan cermat garis keturunan BA.2 sebagai bagian dari Omicron dan meminta negara-negara untuk terus waspada," ungkap WHO.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News