kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Lakukan digitalisasi, bankir yakin pendapatan komisi bakal meningkat


Kamis, 06 Mei 2021 / 08:45 WIB
Lakukan digitalisasi, bankir yakin pendapatan komisi bakal meningkat

Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendapatan berbasis biaya dan komisi atau fee based income (FBI) sebagian besar perbankan sepanjang kuartal I 2020 masih mengalami penurunan secara tahunan. Namun, bank optimis bisa menorehkan pertumbuhan positif tahun ini, terutama akan ditopang oleh digitalisasi layanan yang terus dioptimalkan. 

Bank Mandiri misalnya masih hanya membukukan FBI secara konsolidasi sebesar Rp 7,61 triliun selama tiga bulan pertama tahun ini atau turun 1,6% secara year on year (YoY). PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengalami penurunan pendapatan non bunga 14,5% dari Rp 5,7 triliun di kuartal I 2020 menjadi Rp 4,9 triliun, namun fee based income hanya turun 0,8% menjadi 3,43 triliun. 

CIMB Niaga mencatatkan penurunan fee based income 5,9% menjadi Rp 552 miliar namun secara total pendapatan non bunganya masih tumbuh 12,9% YoY jadi Rp 1,3 triliun. Pertumbuhan non interest income terutama karena adanya peningkatan signifikan dari transaksi forex dan derivatif sebesar 55,5% menjadi Rp 475 miliar. 

Baca Juga: Sambut Lebaran, Bank Permata beri penawaran khusus transaksi lewat PermataMobile X

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mencatatkan penurunan pendapatan non bunga sebesar 15,4% ke Rp 504 miliar. 

Sedangkan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) berhasil mencetak pertumbuhan pendapatan non bunga secara konsolidasi sebesar 41,1% YoY menjadi Rp 3,19 triliun di triwulan pertama 2021. Recurring fee secara bank only tumbuh 4,9% YoY menjadi Rp 2,9 triliun. 

Tahun ini, BNI akan terus mengoptimalkan fee based income salah satunya dengan strategi meningkatkan transaksi. "Layanan transactional banking terutama pada penguatan cross selling dan value chain terhadap nasabah, khususnya nasabah kredit memberikan peluang pengembangan FBI dari transaksi nasabah," kata Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini pada KONTAN, Rabu (5/5).

Novita melihat potensi pengembangan layanan transaksi ini masih cukup besar. FBI diharapkan bisa lebih optimal dengan didukung dengan digitalisasi baik produk dan layanan ke nasabah. Tahun ini, perseroan memperkirakan FBI akan tumbuh sekitar 15,4%.

Baca Juga: Permudah pembayaran zakat, Baznas gandeng BNI

FBI yang didapat BNI secara bank only dari segmen konsumer berasal dari terdiri dari pemeliharaan akun sebesar Rp  496 miliar atau naik 1,1%, ATM dan e-channel naik 5,7% menjadi Rp 360 miliar, maintinance kartu debit tumbuh 7,8% menjadi Rp 123 miliar, layanan tagihan pembayaran naik 35% menjadi Rp 69 miliar, remitansi turun 9,7% menjadi Rp 51 miliar, dan lain-lain. 

Sedangkan dari business banking ditopang oleh trade finance yang naik 19,6% menjadi Rp 315 miliar, marketable securites naik 75,7% menjadi Rp 444 miliar dan  sindikasi naik 48,2% menjadi Rp 133 miliar. Adapun keuntungan transaksi forex turun 25,6% menjadi Rp 145 miliar.

Bank Mandiri juga optimis FBI tahun ini akan tumbuh. Sigit Prastowo Direktur Keuangan Bank Mandiri menjelaskan, penurunan fee based income tersebut disebabkan belum diterimanya pendapatan dividen dari anak usaha tahun 2021 ini dan penurunan pendapatan dari keuntungan transaksi forex. 

"Kami belum membukukan pendapatan dividen tahun 2021 ini dari anak usaha sekitar Rp 700 miliar. Itu baru akan masuk pada kuartal kedua," kata Sigit.

Sementara dari transaksi forex dan derivatif, Bank Mandiri hanya membukukan pendapatan sebesar Rp 363 miliar atau turun tajam hingga 74,1% dari Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama 2020.

Baca Juga: Setahun pandemi, kecukupan modal perbankan (CAR) masih kokoh di level 24,18%

Sigit bilang, Bank Mandiri meraup pendapatan dari transaksi ini cukup tinggi karena volatilitas nilai tukar yang cukup tinggi. Sedangkan pada kuartal pertama tahun ini pergerakannya cukup stabil.

Ke depan, Bank Mandiri melihat pergerakan fee based income akan tumbuh positif terutama yang bersumber dari transaksi e-channel, khususnya dari digital banking Livin by Mandiri. 

"Fee based income dari Livin terus mengalami peningkatan dan di kuartal pertama sudah meningkat 42% yoy. Secara bertahap, fee based income Livin ini sudah menggantikan fee based income dari ATM. Livin ini akan jadi andalan untuk menopang fee based income Bank Mandiri ke depan," kata Sigit.

Selanjutnya: Pembiayaan multiguna Adira Finance turun hingga 30% pada kuartal I 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×