kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba sebagian emiten multifinance masih tersendat pada semester I.


Rabu, 08 September 2021 / 09:40 WIB
Laba sebagian emiten multifinance masih tersendat pada semester I.

Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sampai hari ini, bisnis multifinance belum sepenuhnya pulih. Beberapa emiten multifinance yang telah melaporkan kinerja semester pertama, terlihat masih mencatatkan penurunan kinerja, terutama dalam hal laba. 

Padahal secara industri, perusahaan multifinance berhasil mencatatkan pertumbuhan laba yang signifikan. Per Juni 2021, laba industri naik 131,25% menjadi Rp 6,66 triliun dan berlanjut bulan berikutnya juga tumbuh 118,84% yoy mencapai Rp 7,55 triliun.

Salah satunya, PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance) membukukan laba Rp 49,78 miliar pada semester I 2021. Nilai tersebut turun 13,07% yoy dari realisasi tahun sebelumnya yakni Rp 57,27 miliar. 

Direktur Keuangan WOM Finance Zacharia Susantadiredja mengatakan, penurunan tersebut terjadi karena total pendapatan anjlok hingga 33%. Untungnya, beban biaya-biaya turun lebih tinggi yakni 34% dengan perbaikan kualitas portofolio dan efisiensi atas biaya pendanaan serta biaya operasional. 

Baca Juga: Akulaku Finance raih pendanaan dari Amar Bank

"Pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai turun sebesar 53% dan biaya pendanaan turun sebesar 47% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya,” kata Zacharia, dalam keterangan resmi, dikutip pada Selasa (7/9). 

Meski demikian, kualitas portofolio pembiayaan mengalami perbaikan dengan Net Performing Financing (NPF) gross mencapai 2,1% di bulan Juni 2021, membaik dari bulan Desember 2020 sebesar 2,7%.

Untuk mendukung perbaikan kinerja, WOM Finance fokus pada pengembangan digitalisasi dan proses akuisisi dengan berbagai pihak. Perusahaan telah bekerja sama dengan beberapa marketplace seperti Blibli, Bukalapak, Shopee, Gobills dan Tokopedia untuk kemudahan konsumen melakukan transaksi pembayaran angsuran serta transaksi digital melalui QRIS. 

Tak berbeda, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) juga mencatatkan penurunan laba tahun berjalan dari sebelumnya sebesar Rp 597,05 miliar menjadi Rp 473,49 miliar pada paruh pertama 2021. 

Baca Juga: Peringati Hari Pelanggan Nasional, beberapa multifinance tebar promo

Mengantisipasi penurunan lebih besar, perusahaan akan lebih berfokus pada penjualan yang tersegmentasi di luar Jawa dan Bali. Kemudian menyelaraskan antara pertumbuhan pembiayaan baru dan pengendalian kualitas aset di tengah lingkungan operasional yang penuh tantangan untuk mempertahankan kinerja perusahaan.

Tak hanya itu, Adira Finance terus berinovasi mempersiapkan strategi bisnis untuk menanggapi arah perubahan konsumsi masyarakat yang menjadi lebih digital savvy dengan mempermudah pelanggan dalam melakukan pembiayaan tanpa harus melalui kantor cabang.

"Oleh karena itu, perusahaan terus melakukan inovasi dan mengembangkan digital platform Adiraku. Hingga Juni 2021, jumlah konsumen yang telah mengunduh aplikasi Adiraku sekitar 1,5 juta konsumen dan jumlah konsumen yang terdaftar sekitar 700 ribu konsumen.” kata Presiden Direktur Adira Finance Hafid Hadeli. 

Penurunan laba tidak hanya terjadi pada kedua perusahaan. Masih ada empat emiten lain yang kinerjanya menurun, seperti laba Buana Finance turun 75,80% dan Clipan Finance 12,20%. Sementara Danasupra Erapacific dan Intan Baruprana Finance, masing - masing rugi Rp 2,06 miliar dan Rp 9,35 miliar. 

Di tengah penurunan kinerja, masih ada lima emiten yang membukukan pertumbuhan laba. Sebut saja, PT Mandala Multifinance Tbk yang mengantongi laba bersih Rp 189,29 miliar atau 54,27% yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 122,70 miliar. 

Direktur Mandala Finance Christel Lasmana menyakan, perusahaan terus berupaya meningkatkan jumlah pelanggan. Dengan menargetkan jumlah pelanggan tumbuh 20% pada kuartal ketiga 2021, dibandingkan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya.

Hingga paruh pertama 2021, Mandala Finance mencatatkan 487.000 jumlah pelanggan. Sementara total nasabah Mandala selama 24 tahun berdiri mencapai 8,5 juta pelanggan yang sebagian besar berada di luar Jawa. 

Tak mau kalah, laba BFI Finance juga tumbuh positif dari Rp 332,03 miliar menjadi Rp 487,42 miliar pada Juni 2021. Bahkan, laba Fuji Finance juga naik hingga 105,27% yoy menjadi Rp 6,61 miliar pada periode yang sama. 

Sementara dua emiten lagi, juga torehkan kinerja positif. Diantaranya laba Tifa Finance tumbuh 13,41% yoy dari Rp 13,87 miliar menjadi Rp 15,73 miliar. Kemudian laba Verena Multinance mulai berbalik dari rugi Rp 1,16 miliar menjadi untung Rp 25,85 miliar.

Selanjutnya: OJK perpanjang restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 hingga 31 Maret 2023

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

×