kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kualitas aset terjaga, kinerja perbankan mulai pulih?


Rabu, 18 Agustus 2021 / 09:15 WIB
Kualitas aset terjaga, kinerja perbankan mulai pulih?

Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

Dari sisi kinerja, BNI mencatatkan laba pada semester I tumbuh 12,8% YoY menjadi Rp 5,02 triliun. Khsusus di kuartal II 2021, perseroan mengantongi laba bersih Rp 2,59 triliun atau tumbuh 7% dari kuartal sebelumnya.  Aset BNI tumbuh 5% sejalan dengan pertumbuhan kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) masing-masing 4,5% YoY. 

PT Bank Mandiri Tbk juga mencatatkan perbaikan kualitas aset. NPL gross  bank ini per Juni 2021 tercatat 3,08%, turun 21 basis poin (bps) dari periode yang sama tahun lalu di level 3,28% dan juga turun dari Desember 2020 di level 3,09%. 

Oustanding restrukturisasi Covid-19 Bank Mandiri juga terus menurun. Per Juni 2021 tercatat mencapai Rp 96,5 triliun di mana 59,3% merupakan kredit berisiko rendah, 29,6% berisiko menengah dan 11,2% berisiko tinggi.

Ahmad Siddik Badruddin, Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri pada 29 Juli 2021 lalu mengatakan, pihaknya  masih terus melakukan penilaian terhadap potensi dampak PPKM darurat terhadap kualitas aset. Namun, perseroan sudah melakukan antiisipasi penurunan kualitas kredit serta potensi pemburukan aset setelah program restrukturisasi Covid-19 berakhir dengan pencadangan. 

Baca Juga: Bank-bank jumbo gencar memacu pertumbuhan aset

Dari sisi kinerja, Bank Mandiri mencatatkan laba bersih pada semester I 2021 tumbuh 21,4% YoY . Khusus kuartal II, perseroan membukukan laba bersih Rp 6,5 triliun atau meningkat 11,2% dari kuartal sebelumnya. Asetnya tumbuh 16,2% YoY  sejalan dengan peningkatan kredit dan DPK masing-masing 2,43% dan 19,7%.

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) memandang dampak PPKM terhadap penurunan kualitas kredit perseroan pasti ada karena pengembang merasakan penurunan penjualan setelah penutupan operasional kantor.

Namun, Direktur Collection & Asset Management Bank BTN Elizabeth Novi bilang, dampaknya hingga saat ini belum bisa dihitung. Total oustanding restrukturisasi Covid-19 di BTN per Juli mencapai Rp 56 triliun. Sebanyak 1% dari kredit yang direstrukturisasi sudah turun ke NPL.

Walaupun ada rencana perpanjangan restrukturisasi Covid-19, BTN akan tetap konsisten melakukan asesmen terhadap debitur yang telah dilakukan restrukturisasi untuk mengetahui proyeksi dan prospek debitur ke depan, apakah bisa bertahan pasca restrukturisasi atau tidak. "Untuk  mengantisipasi risiko debitur yang tidak dapat bertahan pasca restrukturisasi Covid-19, BTN akan melakukan pencadangan yang lebih besar," kata Novie.

Kualitas aset BTN terus mengalami perbaikan. NPL gross perseroan per Juni 2021 telah turun jadi 4,1% dari 4,7% pada periode yang sama tahun lalu.

Selanjutnya: Bank-bank jumbo gencar memacu pertumbuhan aset

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×