Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
Meski begitu, Amelia memastikan bahwa sampai saat ini Daihatsu masih melakukan produksi secara normal. “Kami akan terus memonitor model yg mana yang akan kena impact, karena kami menerapkan (strategi) multivendor termasuk unit semikonduktor,” ujar Amelia saat dihubungi Kontan.co.id (20/5).
Senada, Business Innovation and Sales & Marketing PT Honda Prospect Motor (HPM), Yusak Billy mengatakan bahwa pihaknya belum menemui kendala dalam hal pasokan chip sejauh ini. Seiring dengan hal ini, pria yang akrab dengan sapaan Billy itu mengklaim bahwa produksi mobil Honda masih berjalan normal hingga saat ini.
“Penurunan di April vs Maret hanya karena berbedanya jumlah hari kerja,” terang Billy kepada Kontan.co.id (20/5).
Untuk mengantisipasi potensi gangguan, Billy menegaskan bahwa HPM akan terus berdiskusi dengan pihak prinsipal untuk membahas ketersediaan komponen. Catatan saja, sebagian besar pasokan chip HPM diperoleh dari Jepang.
Sementara itu, Vice President Director Toyota-Astra Motor (TAM) Henry Tanoto menyebutkan, sejauh ini pasokan unit mobil dari pihak pabrikan masih sesuai harapan TAM. Hanya saja, Henry mengakui bahwa permintaan dan pasokan beberapa model tertentu tidak seimbang lantaran permintaan yang meningkat pasca pemberlakuan insentif relaksasi pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM).
“Ke depan kami akan terus pantau kondisinya dengan berkoordinasi dengan pihak manufacturer untuk bisa melihat apakah akan ada efek langsung untuk jangka menengah dan panjang, dan kira kira berapa besar jika ada,” tutur Henry saat dihubungi Kontan.co.id (20/5).
Jongkie belum menghitung seberapa besar potensi dampak krisis chip di rantai pasok global bagi industri otomotif di Indonesia. Meski begitu, Jongkie berharap agar krisis ini tidak menghambat proyeksi penjualan mobil nasional yang diproyeksi sekitar 750.000 unit pada tahun ini.
Selanjutnya: Hyundai investasi US$ 7,4 miliar di Amerika Serikat untuk memproduksi mobil listrik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News