kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kredit konsumsi tumbuh 3,8% jadi Rp 1.651,5 triliun per Oktober, ini penopangnya


Jumat, 26 November 2021 / 09:45 WIB
Kredit konsumsi tumbuh 3,8% jadi Rp 1.651,5 triliun per Oktober, ini penopangnya

Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guna mempertahankan laju pertumbuhan bisnis, perbankan mengoptimalkan kredit konsumer di tengah pandemi. Maklum, dunia usaha masih menahan kredit investasi dan kredit modal kerja. 

Terlebih, regulator memberikan berbagai stimulus untuk bisnis kredit konsumer seperti kredit pemilikan rumah (KPR), kredit kendaraan bermotor (KBB), dan kartu kredit. Kredit konsumsi mampu tumbuh 3,8% year on year (yoy) menjadi Rp 1.651,5 triliun per Oktober 2021. 

Dari jajaran bank besar, Bank Tabungan Negara (BTN) berhasil menjadi juara dalam menggarap segmen konsumer. Tak heran, BTN telah mendapatkan mandat dalam menyalurkan KPR subsidi maupun non subsidi.

“Kita berharap pertumbuhan kredit KPR tahun depan bisa 10% hingga 12% yoy, lebih baik dibanding tahun ini yang 8% hingga 9%,” ujar Wakil Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu kepada Kontan. 

Baca Juga: Tren restrukturisasi kredit di perbankan melandai

BTN melihat kebutuhan akan rumah masih sangat besar. Perseroan melihat kebijakan yang dilakukan Bank Indonesia (BI) dengan memperpanjang relaksasi LTV akan mendorong kebutuhan tersebut menjadi permintaan KPR ke depan. 

Pertumbuhan kredit BTN per kuartal III terutama didorong oleh KPR Subsidi yang tumbuh sebesar 11,74% yoy menjadi Rp129,98 triliun. KPR non subsidi perseroan juga sudah tumbuh membaik sebesar 2,11% yoy.

Bila dijumlahkan, KPR subsidi, KPR non subsidi, pembiayaan rumah lain dan kredit konsumer, BTN menyalurkan kredit konsumer senilai Rp 224,65 triliun per September 2021. Naik 7,6% yoy dibandingkan posisi yang sama tahun lalu senilai Rp 208,71 triliun. 

Senada, Hirwandi Gafar Direktur Konsumer  dan Komersial BTN memandang perpanjangan relaksasi LTV tersebut akan mendorong KPR bisa tumbuh lebih tinggi lagi tahun 2022. "Hingga saat ini, pertumbuhan KPR subsidi BTN terus meningkat dari bulan ke bulan. KPR non subsidi juga membaik," tambahnya. 

KPR non subsidi BTN tahun depan juga diproyeksi akan semakin banyak peminatnya, terutama dari millenial. Hirwandi bilang, pihaknya saat ini terus gencar mendorong millenial untuk memiliki properti dari sekarang.

Baca Juga: Robertus Billitea: Kami yakin perbankan confident memberikan dana ke IFG Life

 Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan menyatakan kredit konsumer tercatat tumbuh di kisaran 6% yoy per Oktober 2021. Ia merinci, KPR tumbuh 8% yoy, KKP lewat anak perusahaan CIMB Niaga Finance tumbuh 15% yoy. Namun, bisnis kartu kredit masih mengalami penurun 6% yoy di Oktober 2021. 

“Sampai akhir 2021, kami perkirakan masih tumbuh dalam persentase yang sama. Kami tetap optimis untuk 2022 dan berharap bisa lebih tinggi dari tahun ini. Kami harapkan kondisi covid membaik terus sehingga tidak ada PPKM ketat,” kepada KONTAN.

Lani melihat pertumbuhan KPR terjadi karena adanya kombinasi antara stimulus pemerintah dengan meningkatnya permintaan kredit. Ditambah kerja sama yang baik dengan pengembang dan mitra serta harga (bunga) yang bersaing. 

Direktur Ritel Bank Permata Djumariah Tenteram menyatakan tahun depan akan fokus mengembangkan baik di bisnis konsumer seperti KPR, join financing maupun UMKM. Ia menyebut KPR akan menjadi fokus bank di tahun ini dan 2022. Ia berharap KPR bisa tumbuh 20% hingga 30% yoy di sepanjang 2021.

“Per September 2021, KPR kita sudah tumbuh 23% yoy dari Rp 19,7 triliun menjadi Rp 24,1 triliun. Harapannya, bisa dijaga hingga akhir tahun. Strateginya KPR masih sama tahun ini, fokus di dua segmen yakni primary market dengan bekerja pengembang terbaik sama dengan dan secondary market bekerja sama dengan broker,” papar Djumariah.

Adapun kredit konsumer bank besar lainnya per September 2021 seperti berikut BCA tumbuh 2,12% yoy menjadi Rp 144,67 triliun. BRI naik 3,3% yoy menjadi Rp 147,2 triliun. BNI meningkat 9,9% yoy menjadi Rp 96,1 triliun. Mandiri naik 1,0% yoy menjadi Rp 88,4 triliun. Lalu CIMB tumbuh 5,7% yoy menjadi Rp 57,78 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

×