kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Korban banjir Eropa melonjak menjadi 188, Angela Merkel: Ini mengerikan


Senin, 19 Juli 2021 / 10:30 WIB
Korban banjir Eropa melonjak menjadi 188, Angela Merkel: Ini mengerikan
ILUSTRASI. Angela Merkel menggambarkan banjir yang telah menghancurkan beberapa bagian Eropa sebagai kejadian yang mengerikan. REUTERS/Fabrizio Bensch

Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BERCHTESGADEN/BISCHOFSWIESEN. Kanselir Jerman Angela Merkel menggambarkan banjir yang telah menghancurkan beberapa bagian Eropa sebagai kejadian yang "mengerikan".

Hal tersebut dia utarakan pada Minggu (18/7/2021), setelah jumlah korban tewas di seluruh wilayah itu meningkat menjadi 188 dan sebuah distrik di Bavaria dihantam gempa serta cuaca ekstrim.

Melansir Reuters, Merkel menjanjikan bantuan keuangan cepat setelah mengunjungi salah satu daerah yang paling parah terkena dampak rekor curah hujan dan banjir yang telah menewaskan sedikitnya 157 orang di Jerman saja dalam beberapa hari terakhir. Dapat dikatakan, ini merupakan bencana alam terburuk di negara itu dalam hampir enam dekade.

Dia juga mengatakan pemerintah harus menjadi lebih baik dan lebih cepat dalam upaya mereka untuk mengatasi dampak perubahan iklim hanya beberapa hari setelah Eropa menguraikan paket langkah-langkah menuju emisi "nol bersih" pada pertengahan abad ini.

Baca Juga: Inggris pertahankan aturan karantina untuk pelancong dari Prancis

"Ini menakutkan. Bahasa Jerman hampir tidak bisa menggambarkan kehancuran yang terjadi," katanya kepada penduduk kota kecil Adenau di negara bagian Rhineland-Palatinate. 

Ketika upaya terus melacak orang hilang, kehancuran berlanjut pada hari Minggu ketika sebuah distrik Bavaria, Jerman selatan, dilanda banjir bandang yang menewaskan sedikitnya satu orang.

Jalan berubah menjadi sungai, beberapa kendaraan hanyut dan petak tanah terkubur di bawah lumpur tebal di Berchtesgadener Land. Ratusan petugas penyelamat sedang mencari korban selamat di distrik yang berbatasan dengan Austria.

Baca Juga: Jerman resmi membentuk komando militer luar angkasa

"Kami tidak siap untuk ini," kata administrator distrik Berchtesgadener Land Bernhard Kern, menambahkan bahwa situasi telah memburuk "secara drastis" pada Sabtu malam, menyisakan sedikit waktu bagi layanan darurat untuk bertindak.

Pihak kepolisian mengatakan, sekitar 110 orang tewas di distrik Ahrweiler yang paling parah di selatan Cologne. Lebih banyak mayat diperkirakan akan ditemukan di sana saat air banjir surut.

Banjir Eropa, yang dimulai pada hari Rabu, terutama melanda negara bagian Rhineland Palatinate di Jerman, Rhine-Westphalia Utara serta sebagian dari Belgia. Seluruh komunitas di wilayah itu harus menjalani hidup tanpa listrik atau komunikasi.

Di Rhine-Westphalia Utara setidaknya 46 orang telah meninggal dunia. Korban tewas di Belgia naik menjadi 31 pada hari Minggu.

Baca Juga: Mengenal global warming: Penyebab terjadinya dan langkah pencegahan

Sementara itu, Menteri Keuangan Olaf Scholz mengatakan kepada surat kabar mingguan Bild am Sonntag, Pemerintah Jerman akan menyiapkan bantuan dengan segera lebih dari 300 juta euro (US$ 354 juta) dan miliaran euro untuk memperbaiki rumah, jalan dan jembatan yang runtuh.

"Ada kerusakan besar dan itu sudah jelas: mereka yang kehilangan bisnis, rumah, tidak dapat membendung kerugian sendirian," jelasnya seperti yang dikutip Reuters.

Para ilmuwan, yang telah lama mengatakan bahwa perubahan iklim akan menyebabkan hujan lebat, mengatakan masih perlu beberapa minggu untuk menentukan perannya dalam curah hujan yang tiada henti ini.

Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo mengatakan hubungannya dengan perubahan iklim sudah jelas.

Baca Juga: Lapisan es terbesar atau gletser kiamat di Antartika diramal segera runtuh

Di Belgia, yang akan mengadakan hari berkabung nasional pada Selasa, 163 orang masih hilang atau tidak dapat dijangkau. Pusat krisis mengatakan ketinggian air turun dan operasi pembersihan besar-besaran sedang berlangsung. Militer dikirim ke kota timur Pepinster, di mana selusin bangunan runtuh, untuk mencari korban lebih lanjut.

Sekitar 37.000 rumah tangga tanpa listrik dan pihak berwenang Belgia mengatakan pasokan air minum bersih juga menjadi perhatian utama.

Di Belanda, pejabat layanan darurat mengatakan situasi agak stabil di bagian selatan provinsi Limburg, di mana puluhan ribu warga sudah dievakuasi dalam beberapa hari terakhir, meskipun bagian utara masih dalam siaga tinggi.

"Di utara mereka dengan tegang memantau tanggul dan apakah mereka akan bertahan," kata Jos Teeuwen dari otoritas perairan regional pada konferensi pers pada hari Minggu.

Di Limburg selatan, pihak berwenang masih mengkhawatirkan keselamatan infrastruktur lalu lintas seperti jalan dan jembatan yang rusak akibat tingginya air.

Belanda sejauh ini hanya melaporkan kerusakan properti akibat banjir dan tidak ada orang tewas atau hilang.

Baca Juga: IMF Nilai Kesepakatan Harga Dasar Global Karbon akan Batasi Ancaman Pemanasan Global

Di Hallein, sebuah kota Austria dekat Salzburg, banjir besar melanda pusat kota pada Sabtu malam ketika sungai Kothbach meluap, tetapi tidak ada korban yang dilaporkan.

Banyak daerah di provinsi Salzburg dan provinsi tetangga tetap waspada, dengan hujan akan berlanjut pada hari Minggu. Provinsi Tyrol Barat melaporkan bahwa tingkat air di beberapa daerah berada pada titik tertinggi yang tidak terlihat selama lebih dari 30 tahun.

Selanjutnya: Perangi perubahan iklim, Bank Sentral Jepang akan tingkatkan penyaluran dana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




×