kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Konglomerat mulai melirik bisnis jalan tol


Kamis, 12 November 2020 / 06:45 WIB
Konglomerat mulai melirik bisnis jalan tol

Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri jalan tol semakin banyak dilirik oleh konglomerat. Terbaru, PT Gudang Garam Tbk masuk ke industri jalan tol dengan mendirikan anak usaha baru, PT Surya Kertaagung Toll (SKT).

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) Kris Ade Sudiyono menyebutkan pihaknya sangat menyambut baik kehadiran investor-investor baru di jalan tol.

Menurutnya, hal tersebut membuktikan bahwa industri infrastruktur dan bisnis jalan adalah bisnis yang resilience dan menarik untuk penanaman modal.

"Walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19, secara fundamental bisnis jalan tol adalah sektor yang masih menarik untuk longterm investment,"ujarnya kepada kontan.co.id, Rabu (11/11).

Baca Juga: Genjot Subang City of Industry, Surya Semesta (SSIA) gelar groundbeaking 18 November

Ia menjelaskan bahwa menarik itu terutama dalam hal kepastian usaha dan tingkat pengembalian modal dari investasi yang ditanamkan. Sebabnya, investasi di jalan tol memerlukan capital yang besar dan tingkat pengembalian yang sangat panjang.

"Untuk itu, konsistensi dari semua pihak untuk bersama-sama menjaga dan memenuhi persyaratan model bisnis dari investasi ini sangat diperlukan. Saya kira munculnya investor baru adalah pembuktian terkait aspek kritikal ini," jelasnya.

Karenanya, Kris menegaskan upaya semua pihak untuk menjaga kesinambungan investasi jangka panjang melalui kepastian usaha adalah kuncinya.

Sejak pemerintah mendorong skema KPBU, tidak sedikit swasta yang masuk pada bisnis jalan tol. Salah satunya, PT Nusantara Infrastructure Tbk.

Baca Juga: Surya Semesta (SSIA) targetkan proyek Subang City of Industry fase I kelar 2023

Hingga saat ini, perusahaan yang telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham META itu telah mengoperasikan secara fungsional berbagai aset jalan tol yang dikelolanya.

Adapun, perusahaan saat ini memegang konsesi Ruas Jakarta Outer Ring Road (JORR) seksi W1 ruas Kebon Jeruk - Penjaringan; Tol BSD ruas Pondok Aren – Serpong; Tol Makassar Metro Network (MMN) menghubungkan Makassar ruas Pelabuhan Soekarno Hatta – Pettarani, Makassar; dan Tol (PT Jalan Tol Seksi Empat - JTSE) ruas Tallo – Bandara Hasanuddin, Makassar.

"Keempat ruas tersebut sudah dioperasikan secara fungsional dengan total panjang 35 km," ujar Deden Rochmawati, General Manager Corporate Affairs META.

Deden melanjutkan, saat ini perusahaan juga telah menyelesaikan pembangunan Jalan Tol Layang A.P. Pettarani, Makassar (Jalan Tol Ujung Pandang Seksi 3) sepanjang 4,3km. Untuk pengoperasiannya, perusahaan menunggu arahan dari Kementerian PUPR dan BPJT.

Selain META, konglomerat lainnya yang bergerak di sektor ini yaitu Astra melalui Astra Infra.

Baca Juga: Ini empat proyek yang sedang diincar Adhi Karya (ADHI) sebelum tutup tahun 2020

Group CEO Astra Infra Djap Tet Fa menyebutkan hingga saat ini mengelola 6 ruas jalan tol. "Kami sudah punya 6 jalan tol dan semua sudah beroperasi. Jadi, total gross kilometer sepanjang 350 km," ujarnya.

Adapun keenam jalan tol tersebut, Tol Tangerang Merak  (72,5 km) dengan share 79,31%; Tol kunciran Serpong (11,2 km) share 40%; Tol Cikopo Palimanan (116,8 km) share 55%; Tol Semarang Solo (72,6 km) share 40%; Tol Jombang Mojokerto (40,5 km) share 100%; dan Tol Surabaya Mojokerto (36,3 km) share 44,49%.

Selanjutnya: Gudang Garam (GGRM) Masuk Usaha Jalan dan Jembatan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×