Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan, Korea Utara telah menambah unit rudal balistik, di tengah pembicaraan denuklirisasi yang macet dengan Amerika Serikat (AS).
Perubahan dalam militer Korea Utara ini adalah di antara poin-poin utama dari "kertas putih" pertahanan dua tahunan Korea Selatan edisi 2020 yang Kementerian Pertahanan umumkan secara online dan offline pada Selasa (2/2).
Mengutip Yonhap, menurut dokumen Kementerian Pertahanan Korea Selatan itu, Korea Utara sekarang memiliki 13 brigade rudal di bawah komando pasukan strategisnya, naik dari sembilan unit pada 2018.
Unit tersebut diyakini akan mengoperasikan rudal balistik Scud jarak pendek, yang bertujuan untuk menyerang sasaran di Korea Selatan. Lalu, rudal Rodong dengan jangkauan sekitar 1.300 kilometer.
Baca Juga: Xi Jinping dukung inisiatif Korea Selatan untuk denuklirisasi di Semenanjung Korea
Selain itu, brigade rudal Korea Utara mengoperasikan rudal jarak menengah Musudan dengan jangkauan lebih dari 3.000 km, yang menempatkan pangkalan militer strategis Amerika Serikat (AS) di Guam dalam jangkauan.
Peningkatan jumlah unit tersebut sejalan dengan langkah negara komunis tersebut baru-baru ini untuk memperkuat misil dan senjata konvensional lainnya, juga di tengah hubungan antar-Korea yang dingin.
Daftar rudal Korea Utara
Pada 2019 saja, Korea Utara melakukan total 13 uji coba rudal, dan menampilkan beberapa jenis rudal balistik baru, termasuk versi Iskander buatan Rusia, Army Tactical Missile System (ATACMS) milik AS, dan peluncur roket ganda super besar, serta rudal balistik yang diluncurkan kapal selam (SLBM).
"Korea Utara tampaknya telah memperluas fasilitas rudal yang ada. Kami sedang menganalisis jenis rudal apa yang dikerahkan ke unit-unit yang baru didirikan," kata seorang pejabat militer Korea Selatan kepada Yonhap.
Baca Juga: Senjata paling kuat di dunia, Korea Utara rilis rudal balistik kapal selam baru