kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.517.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.005   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.259   -66,16   -0,90%
  • KOMPAS100 1.096   -11,59   -1,05%
  • LQ45 862   -3,97   -0,46%
  • ISSI 222   -3,48   -1,55%
  • IDX30 441   -2,55   -0,58%
  • IDXHIDIV20 531   -2,60   -0,49%
  • IDX80 125   -1,44   -1,14%
  • IDXV30 131   -0,72   -0,55%
  • IDXQ30 146   -0,67   -0,45%

Kimia Farma (KAEF) bertekad meningkatkan kinerja pada tahun 2021


Kamis, 29 April 2021 / 11:20 WIB
Kimia Farma (KAEF) bertekad meningkatkan kinerja pada tahun 2021

Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan farmasi, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) bertekad meningkatkan kinerjanya pada tahun 2021 sembari terus melakukan ekspansi pengembangan bisnis.

Direktur Pengembangan Bisnis Kimia Farma Imam Fathorrahman mengungkapkan, tahun ini pihaknya menargetkan pendapatan sebesar Rp 11,27 triliun. Segmen bisnis seperti jasa layanan klinik dan laboratorium diagnostik, jasa layanan dan penyediaan obat-obatan Covid-19, hingga jasa layanan vaksinasi dipercaya akan tumbuh dan berkontribusi besar bagi pendapatan KAEF di tahun ini.

KAEF sendiri cukup getol dalam pengembangan produk baru yang berkaitan dengan Covid-19. Misalnya, produk Favipiravir yang mana KAEF telah memperoleh Nomor Ijin Edar (NIE) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk produksi dan distribusi obat tersebut di Indonesia.

Selain itu, KAEF telah memproduksi berbagai macam produk lainnya terkait Covid-19 seperti Chloroquine, Hydroxychloroquine, Rapid Test, Azithromycin, Immunomodulator, Multivitamin, dan Vitamin C.

Imam melanjutkan, KAEF juga selalu membuka peluang untuk penambahan jaringan distribusi, apotek, klinik kesehatan dan kecantikan, serta laboratorium klinik. Peningkatan jaringan distribusi produk secara offline maupun online melalui aplikasi Kimia Farma Mobile juga terus dilakukan oleh emiten pelat merah tersebut.

Baca Juga: Ini komentar Kimia Farma soal penangkapan petugas yang gunakan alat rapid test bekas

KAEF pun sejatinya memiliki jaringan layanan kesehatan yang terintegrasi di 34 provinsi Indonesia sehingga mampu memperkuat posisinya sebagai perusahaan farmasi dari hulu ke hilir secara terintegrasi. “Tahun 2021 kami berencana rebranding Kimia Farma Retail dan reformat desain outlet-outlet untuk meningkatkan pengalaman berkunjung para konsumen kami,” ungkap Imam dalam paparan publik virtual, Rabu (28/4).

Per 31 Desember 2020, KAEF memiliki 49 distributor, 1.278 apotek, 451 klinik kesehatan, 3 klinik kecantikan, dan 75 laboratorium klinik yang tersebar di Indonesia. Perusahaan ini pun memiliki 10 fasilitas produksi di tanah air.

Imam menambahkan, KAEF juga tengah fokus melebarkan pangsa pasarnya ke luar negeri, tepatnya Afrika dan Asia Tengah. Saat ini, pihaknya sedang melakukan kajian terkait pengembangan sejumlah produk obat yang akan diekspor ke wilayah tersebut. “Diharapkan dua kawasan ini jadi driver penjualan produk kami,” ujar dia.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

×