kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.057   73,61   1,05%
  • KOMPAS100 1.055   14,53   1,40%
  • LQ45 829   11,90   1,46%
  • ISSI 214   1,19   0,56%
  • IDX30 423   6,79   1,63%
  • IDXHIDIV20 510   7,68   1,53%
  • IDX80 120   1,66   1,40%
  • IDXV30 125   0,79   0,63%
  • IDXQ30 141   2,04   1,47%

Kim Jong Un mencanangkan perang dengan K-Pop, ini alasannya


Sabtu, 12 Juni 2021 / 10:45 WIB
Kim Jong Un mencanangkan perang dengan K-Pop, ini alasannya

Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Pyongyang. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mencanangkan perang dengan K-Pop. Menurut Kim Jon Un, K-Pop sebagai "kanker ganas" yang menggerogoti negaranya. Melalui media pemerintah, Kim Jong Un menyatakan generasi muda negaranya meniru kebudayaan tetangga sekaligus musuh bebuyutannya, Korea Selatan.

Menurut Kim Jong Un, gaya rambut, gaya berbicara, cara berpakaian, dan perilaku anak muda Korut "teracuni" Korea Selatan. Mati Kim Jong Un menekankan, jika mereka membiarkan kondisi ini berlanjut, Korea Utara bakal hancur seperti "tembok yang lembab".

Setelah memenangkan fans di seluruh dunia, kultur pop Korsel, termasuk K-Pop, memasuki "rintangan terakhir": Korea Utara. Karena perkembangannya mulai pesat, rezim Kim Jong Un bertindak dengan mencanangkan perang terhadap kultur budaya "Negeri Ginseng".

Dilansir New York Times Jumat (11/6/2021), rezim Kim Jong Un menganggap budaya tersebut "anti-sosialis dan non-sosialis". Bahkan, pekan lalu muncul kabar seorang pria ditembak mati di hadapan umum karena menjual film asal Korsel.  Pengetatan itu terjadi ketika ekonomi Korut begitu terpuruk, baik karena sanksi Barat maupun pandemi virus corona.

Jung Gwang Il, pembelot Korut yang mengelola penyelundupan K-Pop mengungkapkan, rezim Kim Jong Un harus memasukkan ideologinya ke anak-anak muda. "Generasi saat ini berpikir tak berutang apa pun kepada Kim Jong Un. Jadi, dia harus mengontrol ideologi jika tak ingin kekuasaan keluarganya runtuh," kata dia.

Propaganda Pyongyang sendiri sejak lama mendeskripsikan Korea Selatan sebagai "neraka yang diisi para pengemis". Melalui K-drama (drakor dalam istilah Indonesia), warga Korut mengetahui seperti apa realitas negaranya. Di saat mereka tengah berjuang untuk mendapatkan pasokan makanan, warga Korea Selatan berjuang mengurangi berat badan. Tak heran, hiburan "Negeri Ginseng" sangat mendapat tempat di hati mereka, meski harus menontonnya secara sembunyi-sembunyi.

Baca juga: Kesehatan Kim Jong Un kembali jadi perhatian, ini penyebabnya

Pada Desember 2020, Pyongyang mengesahkan undang-undang berisi ancaman 15 tahun kerja paksa jika ketahuan menonton drama atau musik negara tetangga. Bahkan, mereka yang tertangkap menyebarkan atau menyelundupkan barang tersebut bakal dijatuhi hukuman mati.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

×