kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kepala Penyelidik Asal-usul COVID-19 WHO Dipecat karena Pelanggaran Seksual


Kamis, 04 Mei 2023 / 11:35 WIB
Kepala Penyelidik Asal-usul COVID-19 WHO Dipecat karena Pelanggaran Seksual
ILUSTRASI. WHO telah memecat ilmuwan senior, yang dikenal karena perannya sebagai kepala misi untuk menyelidiki asal-usul COVID-19. REUTERS/Thomas Peter

Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan pada Rabu (3/5/2023) bahwa mereka telah memecat seorang ilmuwan senior, yang dikenal karena perannya sebagai kepala misi internasional ke China untuk menyelidiki asal-usul COVID-19. Adapun alasan di balik pemecatannya adalah karena pelanggaran seksual.

Reuters memberitakan, Badan PBB itu mengatakan Peter Ben Embarek, seorang ilmuwan Denmark yang sebelumnya memimpin inisiatif 'One Health' pada penyakit yang berpindah dari hewan ke manusia, telah dihapus dari jabatannya tahun lalu. 

Menanggapi pertanyaan Reuters, Ben Embarek mengatakan dia menentang tuduhan pelecehan dan menantang sanksi tersebut.

"Peter Ben Embarek diberhentikan tahun lalu menyusul temuan pelanggaran seksual terhadapnya yang dibuktikan dengan investigasi, dan proses disiplin yang sesuai," kata juru bicara WHO Marcia Poole.

Poole mengatakan kasus yang menyebabkan pemecatan terjadi pada 2015 dan 2017. Badan tersebut pertama kali mengetahuinya pada 2018. WHO tidak memberikan perincian lebih lanjut tentang tuduhan pelanggaran tersebut.

Baca Juga: Tiga Tahun Berlalu, WHO Sebut Wabah Covid-19 Masih Tidak Stabil

Ben Embarek mengatakan bahwa satu insiden pada tahun 2017 segera diselesaikan dengan cara yang bersahabat. Ben Embarek mengatakan, dia tidak bisa berkomentar lebih jauh karena dia dan WHO terikat oleh perjanjian kerahasiaan sampai resolusi tercapai.

"Saya tidak mengetahui adanya keluhan lain dan tidak ada keluhan lain yang pernah disampaikan kepada saya," kata Ben Embarek dalam pesan digital. 

Dia menambahkan, "Saya sepatutnya menentang kualifikasi pelecehan dan saya cukup berharap dalam membela hak-hak saya."

Ben Embarek adalah pejabat WHO paling senior yang diketahui telah diberhentikan sejak badan PBB tersebut meluncurkan serangkaian reformasi untuk meningkatkan tanggapannya terhadap pelanggaran seksual. Dia sering dikutip di media tentang asal-usul pandemi. 

Baca Juga: Varian COVID-19 Terbaru Bernama Arcturus, Ini Peringatan WHO

Pemecatannya dapat diajukan banding melalui sistem peradilan internal PBB.

Ben Embarek adalah perwakilan utama WHO dalam perjalanan ke China pada tahun 2021 yang bertujuan untuk menyelidiki dari mana asal COVID-19. 

Tim tersebut menjadi berita utama global dengan kesimpulan mereka bahwa kelelawar adalah inang awal yang paling mungkin, yang pada akhirnya menyebabkan pandemi pada manusia. 

Mereka juga telah menentukan bahwa kebocoran virus dari laboratorium di China "sangat tidak mungkin" terjadi, meskipun ada seruan dari berbagai ilmuwan untuk menyelidiki kemungkinan itu.

Ben Embarek kemudian mengatakan bahwa ada tekanan politik pada tim, termasuk dari luar China. Tetapi sebagai hasilnya tidak ada perubahan dalam laporan tersebut. Dia tidak mengidentifikasi sumber tekanan tersebut.

Baca Juga: WHO Diminta Mengkaji Kembali Teori Kebocoran Lab Terkait Asal Mula Covid-19

WHO telah merombak penanganan kasus pelecehan seksual dan pelanggaran setelah penyelidikan tahun 2021 menemukan bahwa puluhan pekerja bantuan, termasuk beberapa dari WHO, telah terlibat dalam pelecehan dan eksploitasi seksual selama krisis Ebola di Republik Demokratik Kongo.

Agensi mengatakan bahwa orang lebih bersedia untuk mengungkapkan tentang pelanggaran seksual dan mengambil tindakan di mana tuduhan tersebut dibuktikan. WHO juga telah memulai laporan bulanan tentang tindakan disipliner yang diambil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×