Penulis: Virdita Ratriani
KONTAN.CO.ID - Akhir-akhir ini selebriti Raffi Ahmad yang tak menerapkan protokol kesehatan. Raffi terpantau tak mengenakan masker dan menjaga jarak saat sedang berkumpul dengan sejumlah teman.
Padahal Raffi dipilih oleh Presiden Joko Widodo untuk mendapatkan vaksinasi virus corona (Covid-19) di Istana Merdeka.
Vaksinasi memang dianggap menjadi alah satu upaya dalam menangani pandemi Covid-19. Kekebalan yang didapat dari vaksin diharap dapat mencegah penularan Covid-19 semakin meluas.
Meski begitu penerapan protokol kesehatan seperti mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak juga tetap harus dilakukan. Lantas, kenapa harus memakai masker meski telah divaksin virus corona?
Baca Juga: Penjualan semen domestik terkontraksi 10,4% tahun lalu, simak proyeksinya tahun ini
Alasan harus memakai masker meski telah divaksin Covid-19
Dirangkum dari laman New York Times, terdapat kemungkinan bahwa beberapa orang yang divaksinasi Covid-19 terinfeksi tanpa menunjukkan gejala, dan kemudian dapat menularkan virus secara diam-diam.
Terutama jika mereka melakukan kontak dekat dengan orang lain saat berhenti memakai masker. Hal ini membuat orang yang sudah divaksin tetap dapat menjadi pembawa virus corona dan menyebarkannya di lingkungan mereka.
Ahli imunologi di Universitas Stanford, Michal Tal mengatakan, sangat penting bagi mereka yang divaksin untuk mengetahui apakah mereka harus tetap memakai masker, karena mereka masih bisa menularkan virus corona.
Pada sebagian besar infeksi saluran pernapasan, termasuk Covid-19, hidung adalah pintu masuk utama virus.
Baca Juga: Hadiah perpisahan Trump untuk Biden: Saham bullish, utang bengkak, dolar melemah
Virus dengan cepat berkembang biak hidung, mengguncang sistem kekebalan untuk menghasilkan sejenis antibodi yang khusus untuk mukosa, jaringan lembab yang melapisi hidung, mulut, paru-paru, dan perut.
Jika orang yang sama terpapar virus untuk kedua kalinya, antibodi tersebut, serta sel kekebalan yang mengingat virus dengan cepat mematikan virus di hidung sebelum mendapat kesempatan untuk bertahan di tempat lain di tubuh.
Vaksin virus corona, sebaliknya, disuntikkan jauh ke dalam otot dan merangsang sistem kekebalan untuk menghasilkan antibodi.
Beberapa dari antibodi tersebut akan bersirkulasi di dalam darah ke mukosa hidung dan bertahan di sana.
Baca Juga: Saat pandemi corona alami demam dan batuk, kapan harus ke dokter?
Namun, tidak jelas berapa banyak kumpulan antibodi yang dapat dimobilisasi, atau seberapa cepat yang bisa mencapai hidung.
Jika jawabannya tidak banyak, maka virus bisa bermunculan di hidung dan saat seseorang yang terinfeksi bersin atau menghembuskan napas maka dapat menularkan virus ke orang lain.
Inilah alasan vaksin mukosa, seperti semprotan hidung atau vaksin polio oral, lebih baik daripada suntikan intramuskular dalam menangkis virus yang menginfeksi lewat pernapasan.
Selanjutnya: Kasus Covid-19 melonjak, 15 daerah ini pertama kali masuk zona merah corona
Namun, dia dan para ahli lainnya mengatakan mereka optimis bahwa vaksin akan menekan virus bahkan di hidung dan tenggorokan untuk mencegah orang yang divaksin menyebarkannya ke orang lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News