kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   18.000   1,19%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Kenali efek sampingnya! Inilah 10 jenis vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia


Jumat, 15 Oktober 2021 / 10:52 WIB
Kenali efek sampingnya! Inilah 10 jenis vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia
ILUSTRASI. Dengan adanya tambahan vaksin Zifivax, dengan demikian ada 10 jenis vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration

Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk vaksin Zifivax. Vaksin ini dikembangkan dan diproduksi oleh Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical dengan platform  rekombinan protein sub-unit.

Dengan adanya tambahan satu jenis vaksin tersebut, dengan demikian ada 10 jenis vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia. 

Ke-enam vaksin yang lebih dulu digunakan di Indonesia itu yakni Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer, dan Novavax.

Vaksin yang disediakan itu merupakan vaksin yang sudah dipastikan keamanan dan efektivitas. Platform yang digunakan berbeda-beda, yakni inactivated virus, berbasis RNA, viral-vector, dan sub-unit protein.

Beragam upaya pengadaan vaksin ini dilakukan melalui perjanjian bilateral dan perjanjian multilateral seperti COVAX Facility bersama GAVI dan WHO, ataupun donasi yang diberikan oleh negara-negara sahabat. 

Baca Juga: Positivity rate Covid-19 di bawah 1%, Satgas ingatkan prokes tak boleh kendur

Masing-masing vaksin Covid-19 memiliki mekanisme untuk pemberiannya masing, baik dari jumlah dosis, interval pemberian, hingga platform vaksin yang berbeda-beda. 

Berikut perbedaan dan efek samping 10 jenis vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia seperti yang dikutip dari indonesiabaik.id:

1. Vaksin Sinovac

Platform: Virus dimatikan
Jumlah dosis: 2 x (0,5 ml/dosis)
Jeda pemberian dosis: 28 hari
Efek samping: Efek samping vaksin Sinovac dengan derajat berat seperti sakit kepala, gangguan di kulit atau diare yang dilaporkan hanya sekitar 0,1 sampai dengan 1 persen.

Baca Juga: Proses pendaftaran penggunaan daurat vaksin Sputnik V masih tertunda

2. Vaksin AstraZeneca

Platform: Viral vektor
Jumlah dosis: 2 x (0,5 ml/dosis)
Jeda pemberian dosis: 12 minggu
Efek samping: Efek samping vaksin Astrazeneca bersifat ringan dan sedang. Berikut efek samping vaksin AstraZeneca: nyeri, kemerahan, gatal, pembengkakan, kelelahan, sakit kepala, meriang, dan mual.

3. Vaksin Sinopharm

Platform: Virus dimatikan
Jumlah dosis: 2 x (0,5 ml/dosis)
Jeda pemberian dosis: 21 hari
Efek samping: Efek samping vaksin Sinopharm yang banyak dijumpai adalah efek samping lokal yang ringan. Di antaranya seperti berikut: nyeri atau kemerahan di tempat suntikan, efek samping sistemik berupa sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, diare, dan batuk.

Baca Juga: Kabar baik, kasus dan kematian akibat COVID-19 global terus menurun

4. Vaksin Moderna

Platform: mRNA
Jumlah dosis: 2 x (0,5 ml/dosis)
Jeda pemberian dosis: 28 hari
Efek samping: Beberapa efek samping yang paling sering dirasakan sebagai berikut: nyeri (di tempat suntikan), kelelahan, nyeri otot, nyeri sendi, dan pusing. Sementara itu, potensi gejala umum atau moderat yang muncul dapat berupa lemas, sakit kepala, menggigil, demam, dan mual.

5. Vaksin Pfizer

Platform: RNA-based
Jumlah dosis: 2 x (0,3 ml/dosis)
Jeda pemberian dosis: 21-28 hari
Efek samping: Untuk efek samping pasca-vaksinasi, sebagian besar cenderung bersifat ringan. Berikut beberapa efek samping vaksin Pfizer yang umum dilaporkan: nyeri badan di tempat bekas suntikan, kelelahan, nyeri kepala, nyeri otot, nyeri sendi, dan demam.

Baca Juga: Penelitian, efektivitas vaksin Covid-19 Pfizer turun lebih cepat dari Astrazeneca

6. Vaksin Novavax

Platform: Protein sub-unit
Jumlah dosis: 2 x (0,5 ml/dosis)
Jeda pemberian dosis: 21 hari
Efek samping: - 

7. Vaksin Sputnik-V

Platform: Non-replicating viral vector
Jumlah dosis: 2 x (0,5 ml/dosis)
Jeda pemberian dosis: 3 minggu
Efek samping: Efek samping dari penggunaan Sputnik v merupakan efek samping dengan tingkat keparahan ringan atau sedang seperti flu yang ditandai dengan demam, menggigil, nyeri sendi, nyeri otot, badan lemas, ketidaknyamanan, sakit kepala, hipertermia, atau reaksi lokal pada lokasi injeksi. 

Baca Juga: Vaksin Covid-19 booster direncanakan tak gratis tahun 2022, berapa biayanya?

8. Vaksin Janssen

Platform: Non-replicating viral vector
Jumlah dosis: Dosis tunggal (0,5 ml/dosis)
Jeda pemberian dosis: -
Efek samping: Efek samping dari penggunaan Sputnik v merupakan efek samping dengan tingkat keparahan ringan atau sedang seperti flu yang ditandai dengan demam, menggigil, nyeri sendi, nyeri otot, badan lemas, ketidaknyamanan, sakit kepala, hipertermia, atau reaksi lokal pada lokasi injeksi. 

9. Vaksin Convidencia

Platform: Non-replicating viral vector
Jumlah dosis: Dosis tunggal (0,5 ml/dosis)
Jeda pemberian dosis: -
Efek samping: KIPI dari pemberian vaksin Convidecia juga menunjukkan reaksi ringan hingga sedang. KIPI lokal yang umum terjadi, antara lain adalah nyeri, kemerahan, dan pembengkakan, serta KIPI sistemik yang umum terjadi adalah sakit kepala, rasa lelah, nyeri otot, mengantuk, mual, muntah, demam dan diare.

10. Vaksin Zifivax

Platform: Rekombinan protein sub-unit
Jumlah dosis: 3 x (0,5 ml/dosis)
Jeda pemberian dosis: 1 bulan dari penyuntikan pertama ke berikutnya
Efek samping: Efek samping pemberian vaksin Zifivax antara lain timbul nyeri pada tempat suntikan, sakit kepala, kelelahan, demam, nyeri otot (myalgia), batuk, mual (nausea), diare dengan tingkat keparahan grade 1 dan 2.

Selanjutnya: Ada masalah sertifikat vaksin di PeduliLindungi, ini solusi dari Kemenkes

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×