Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
Wakil Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan dengan besaran kapasitas terpasang saat ini mencapai 63,2 GW maka penambahan sekitar 40 GW dalam 10 tahun ke depan bakal membuat total kapasitas terpasang mencapai hampir 100 GW. "Penambahan EBT sekitar 16,1 GW atau mendekati 40% terdiri dari PLTA, PLTP dan EBT lainnya," kata Darmawan.
Darmawan menambahkan, bukan tidak mungkin seiring pengembangan teknologi kedepannya maka pemanfaatan EBT dapat terus didongkrak.
Setop bangun PLTU
Pemerintah memastikan telah menyepakati untuk tidak lagi membangun PLTU pasca 2025. Rida menjelaskan dalam RUPTL yang tengah disusun, pihaknya mengambil kebijakan untuk tidak lagi menerima usulan PLTU baru. "Meluruskan yang sudah terlanjur ada minimum yang telah tahapan konstruksi atau Financial Close (FC). Ujungnya kita akan menuju net zero emmision," kata Rida.
Darmawan menambahkan, nantinya dalam pelaksanaan program 7 GW dan megaproyek 35 GW pihaknya berkomitmen untuk bisa dirampungkan pada 2026 mendatang dimana bauran pembangkit batubara masih mendominasi. "Tentu saja bauran batubara paling tinggi itu 62,4% karena sudah COD, ada pembangkit yang otomatis masuk sistem kami," ujar Darmawan.
Sebagai langkah mengganti suplai listrik yang selama ini ditopang PLTU, PLN merencanakan penyediaan PLT EBT baseload sebesar 1,1 GW pada 2025 mendatang. Selanjutnya, di 2030 diharapkan penghentian operasi supercritical tahap pertama sebesar 1 GW dapat dilakukan dan pada 2035 sebesar 9 GW.
Jumlah ini kemudian meningkat menjadi sebesar 10 GW untuk retirement PLTU supercritical di 2040. Diharapkan pada 2060 nanti upaya menuju carbon neutral dapat terwujud.
Selanjutnya: Kementerian ESDM targetkan pengembangan sektor hulu PLTS
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News