kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Kasus corona diramal capai puncak akhir Juni di Indonesia, apa yang harus dilakukan?


Rabu, 16 Juni 2021 / 10:03 WIB
Kasus corona diramal capai puncak akhir Juni di Indonesia, apa yang harus dilakukan?
ILUSTRASI. Puncak lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia diramal akan terjadi pada akhir Juni 2021. KONTAN/Baihaki/10/6/2021

Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Puncak lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia diramal akan terjadi pada akhir Juni 2021. 

"Seperti yang saya sampaikan bahwa akhir Juni ini (puncak kasus Covid-19) memang, dan sudah saya sampaikan sejak Januari bahwa 6 bulan ini masa kritis yang kalau kita tidak respons dengan penguatan 3T enggak akan bisa dicegah situasi buruk ini," kata Ahli Epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman saat dihubungi Kompas.com, Selasa (15/6/2021). 

Dicky mengatakan, sejak Januari hingga awal Juni tidak ada perubahan yang signifikan dalam pelaksanaan 3T yaitu pemeriksaan (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment). 

Ia menilai, kolaborasi antar sektor di pemerintahan tidak fokus di bidang kesehatan tetapi lebih dominan pada sektor ekonomi. 

Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, Selasa (15/6): Tambah 8.161 kasus, selalu pakai masker

"Ini artinya kita memiliki amunisi atau bekal yang tidak terlalu kuat ya dalam mencegah ledakan kasus akhir Juni ini, terutama dilihat dari pengaruh varian Corona Alpha dan varian Delta yang jauh lebih serius," ujar dia.  

Oleh karena itu, Dicky mengatakan, angka kematian akibat Covid-19 harus diantisipasi agar tidak menimbulkan kekacauan di fasilitas pelayanan kesehatan. 

Ia juga mengatakan, mitigasi harus dilakukan agar lonjakan kasus Covid-19 seperti yang dialami India tidak terjadi di Indonesia. 

Baca Juga: Perhatian! Di Jakarta sudah ditemukan tiga varian baru Alfa, Beta, dan Delta

"Potensi itu ada, walaupun mungkin enggak sedrastis India ya harapan saya, tapi mendekati atau menyerupai akan ada potensinya," ucap dia. 

Lebih lanjut, Dicky mengatakan, lonjakan kasus Covid-19 tidak bisa dihindari. Oleh karena itu, kata dia, pemerintah daerah harus memperkuat 3T dan mengedukasi masyarakat agar patuh menerapkan protokol kesehatan.

"Jadi yang bisa kita lakukan daerah-daerah jangan menahan testing 3T lakukan dan masyarakat diliterasi pandemi ini dan diperkuat 3M-nya," kata dia. 

Kasus Covid-19 di Indonesia mengalami peningkatan beberapa hari terakhir. Koordinator Bidang Data dan IT Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengatakan, sebanyak 22 provinsi mengalami kenaikan kasus aktif Covid-19 Kenaikan itu terjadi selama tujuh hari terakhir hingga 12 Juni 2021. 

"Pada saat ini tujuh hari terakhir kita memang melihat adanya tren kenaikan kasus aktif di 22 provinsi. Anggap saja ini sebagai lampu kuning," ujar Dewi dikutip dari tayangan rapat koordinasi penanganan Covid-19 nasional melalui YouTube Pusdalops BNPB, Senin (14/6/2021). 

Adapun 22 provinsi yang mengalami kenaikan tersebut yakni, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta.

Kemudian, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Banten, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua. 

Baca Juga: Varian baru virus corona sudah menyebar di 12 provinsi, ada 145 kasus

Selain itu, kata Dewi, 12 provinsi lain mengalami tren penurunan kasus aktif Covid-19 dalam tujuh hari terakhir. 

Keduabelas provinsi itu adalah Riau, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Papua Barat. 

Dewi mengatakan, angka keterpakaian di RS rujukan Covid-19 secara nasional saat ini sebesar 49 persen. Secara umum, kata dia, di seluruh provinsi tidak ada yang mengalami keterisian RS hingga di atas 70 persen. 

"Tetapi terdapat tujuh provinsi dengan keterisian RS rujukan ntara 50 sampai 70 persen," tutur Dewi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Puncak Lonjakan Covid-19 Diprediksi Juni, Apa yang Harus Dilakukan?"
Penulis : Haryanti Puspa Sari
Editor : Icha Rastika

Selanjutnya: Data Corona Indonesia, Senin (14/6): Tambah 8.189, total ada 1.919.547 kasus positif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

×