kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kalangan bank daerah yakin laju kredit bisa makin kencang di akhir tahun


Jumat, 30 Oktober 2020 / 09:15 WIB
Kalangan bank daerah yakin laju kredit bisa makin kencang di akhir tahun

Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah Bank Pembangunan Daerah (BPD) masih berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit hingga kuartal III 2020. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kredit bank daerah hingga Agustus masih tumbuh  6,86%, jauh lebih solid dari pertumbuhan kredit secara industri 1,04%.

BPD optimis penyaluran kredit mereka sampai akhir tahun masih bisa tumbuh lebih tinggi dari realisasi hingga kuartal III.  Mulai membaiknya aktivitas ekonomi di daerah dan juga adanya penempatan dana pemerintah dalam rangka program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) mendorong keyakinan tersebut. 

Bank Jateng berhasil mencatatkan kredit Rp 50,4 triliun pada kuartal III 2020, tumbuh 3,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau secara year on year (YoY). Bank ini yakin sampai akhir tahun bisa mempertahankan pertumbuhan tersebut atau bahkan bisa lebih tinggi dengan adanya penempatan dana PEN Rp 2 triliun pada bank ini. 

Baca Juga: Walau melambat, sejumlah bank BUKU III masih pupuk laba di kuartal III 2020

Direktur Bisnis Ritel dan UUS Bank Jateng Hanawijaya mengatakan, dana PEN tersebut sudah dicairkan sebesar Rp Rp 698 miliar dengan bunga 7,5%. " Oleh karena itu, masih ada sekitar Rp 1,3 triliun yang dimaksimalkan untuk mendorong kredit," katanya pada Kontan.co.id, Rabu (29/10).

Namun, ada kredit yang disalurkan Bank Jateng untuk proyek-proyek yang akan jatuh tempo sampai Desember mendatang. Sehingga pertumbuhan kredit tidak akan terlalu tinggi. Han bilang, pemaksimalan pertumbuhan kredit di atas 3,9% hanya bisa dilakukan di segmen konsumer. 

Sementara penopang pertumbuhan kredit Bank Jateng hingga September berasal dari segmen konsumer serta segmen ritel dan UMKM yang masing-masing tumbuh sebesar 7,76% dan 6,74%. Sedangkan korporasi dan komersial hanya tumbuh 2,04% YoY. 

Menurutnya, fokus tahun ini pada segmen UMKM dan dengan memperoleh kuota Kredit Usaha Rakyat (KUR) Rp 2,32 triliun tahun ini merupakan langkah yang tepat sehingga segmen ritel dan UMKM perseroan tidak turun drastis. 

Baca Juga: Bank Jateng yakin bisa jaga pertumbuhan kredit di kisaran 3,9% hingga akhir tahun

Dengan adanya dana PEN, Hana yakini sektor ritel masih bisa dipacu lagi. Hingga 26 Oktober, Bank Jateng telah berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 4,63 triliun sebagai leverage dana PEN yang ditempatkan pemerintah pada perseroan. 

PT Bank Pembangunan Daerah Sumsel Babel (BSB) berhasil membukukan pertumbuhan kredit 7,4% YoY hingga September 2020 menjadi Rp 17,3 triliun. Antonius Prabowo, Direktur Pemasaran BSB mengatakan, pertumbuhan itu ditopang oleh kredit di sektor administrasi pemerintah (konsumtif), sektor perikanan, industri pengolahan, konstruksi, sektor akomodasi makan dan minum,  sektor pendidikan dan lapangan usaha lainnya, serta sektor rumah tangga.

Ia perkirakan pertumbuhan sampai akhir tahun akan naik dari posisi September tersebut. "Potensi masih akan hampir sama yakni berasal dari sektor konsumtif, konstruksi, perikanan, pendidikan dan lapangan usaha lainnya," kata Antonius. 

PT BPD Jawa Barat Tbk (BJB) menorehkan pertumbuhan kredit 8,7% pada kuartal III menjadi  Rp 94,6 triliun. Pertumbuhan kredit ini diiringi dengan membaiknya rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) yang turun 25 BPS dari tahun lalu menjadi 1,5% jauh di bawah rata-rata NPL industri perbankan nasional sebesar 3,2% per Agustus 2020.

Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi mengatakan capaian positif ini tidak terlepas dari bisnis model bank yang tahan dalam menghadapi dinamika ekonomi. Selama Triwulan III 2020, strategi Bank BJB fokus pada optimalisasi fungsi intermediasi perbankan dalam rangka mensukseskan program stimulasi PEN. Sebagian besar upaya perseroan dikerahkan untuk mengakselerasi pembiayaan dalam rangka pemulihan ekonomi.

Baca Juga: Gagal bayar, Koperasi LiMa Garuda berstatus PKPU

"Hasilnya, BJB berhasil melipatgandakan penyaluran kredit melebihi target dari dana penempatan pemerintah sebesar Rp2,5 triliun. Per 18 Oktober 2020, total nominal fasilitas kredit PEN yang disalurkan Bank BJB mencapai Rp 5,3 triliun alias 106% dari target," kata Yuddy.

Seiring dengan itu, ekspansi pembiayaan di luar pos dana PEN juga terus mengalir pada sektor produktif. Aliran kredit terjadi di seluruh segmen, baik korporasi & komersial, UMKM, maupun konsumer yang masih menjadi captive market.

Dengan situasi berjalan ini, kata Yuddy, Bank BJB semakin optimis dan percaya diri menghadapi kuartal akhir di pengujung tahun 2020. Perseroan memastikan aktivitas bisnis ekspansif tidak akan mengendur

Adapun Bank Sulselbar mencatatkan kredit sebesar Rp 19,3 triliun per September 2020 atau tumbuh 8,4% dari periode yang sama tahun lalu. Sebelumnya, Irmawati Sultan, Plt Direktur Utama Bank Sulselbar optimis penyaluran kredit perseroan bisa tumbuh lebih tinggi dari target dalam rencana bisnis bank  tahun ini yakni 7,5% tahun ini sejalan dengan adanya penempatan dana PEN sebesar Rp 1 triliun pada perseroan.

Baca Juga: Bank Panin tetap bukukan kenaikan laba 5,2% di kuartal III 2020

"Kami merencanakan akan memfokuskan sebagian besar dana PEN disalurkan ke sektor produktif baik UMKM, konstruksi, industri dan jasa lainnya, serta BPR. " kata Irma.

Selanjutnya: NPL terus naik, begini cara bank besar menyiasatinya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×