kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kabelindo Murni (KBLM) optimistis bisa kantongi laba pada tahun ini


Kamis, 10 Juni 2021 / 05:15 WIB
Kabelindo Murni (KBLM) optimistis bisa kantongi laba pada tahun ini

Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kabelindo Murni Tbk (KBLM) optimistis dapat meraih keuntungan lagi di tahun ini setelah menderita rugi bersih di kuartal I 2021 senilai Rp 6,9 miliar. Di tahun ini KBLM akan memacu penjualan ke swasta dan BUMN karena melihat segmen tersebut sedang mengejar proyek yang sebelumnya tertunda akibat pandemi. 

Budi santosa, Manager Accounting KBLM memaparkan prospek permintaan kabel listrik di 2021 dipengaruhi oleh pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak tahun lalu. Selain berdampak pada menurunnya konsumsi listrik nasional, pandemi turut berpengaruh pada proyek sektor ketenagalistrikan di dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL). 

Draf RUPTL 2021-2030 yang sedang dibahas oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN) dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengindikasikan kemungkinan pengurangan kapasitas pembangkit listrik yang akan dibangun dalam 10 tahun ke depan.

Baca Juga: Dana Brata Luhur (TEBE) membuka peluang kerek target volume barging

Ada sekitar 15,5 gigawatt (GW) selisih pengurangan kapasitas pembangkit listrik yang akan dibangun berdasarkan RUPTL 2021-2030 bila dibandingkan dengan RUPTL periode sebelumnya.

Termasuk dalam tambahan kapasitas yang akan dikurangi tersebut adalah beberapa proyek dalam program ketenagalistrikan 35.000 MW. 

"Dengan adanya penurunan kapasitas pembangkit listrik yang akan dibangun, otomatis akan mempengaruhi pula proyeksi pembangunan jaringan transmisi hingga gardu induk pada RUPTL tersebut," jelasnya dalam paparan publik secara virtual, Rabu (9/6). 

Maka dari itu, di sepanjang tahun ini KBLM mengandalkan penjualan kabel dari sektor swasta dan BUMN. 

Baca Juga: Mega Perintis (ZONE) bukukan laba sebesar Rp 1,47 miliar pada kuartal I 2021

Direktur KBLM, Andika Saputra Wongkar memaparkan prospek bisnis di segmen pemerintah khususnya PLN, belum ada permintaan atau pengembangan yang lebih dari sebelumnya, bahkan saat ini cenderung menurun. 

"Tetapi pada proyek swasta, kami melihat akan ada peningkatan karena pengejaran proyek yang tertunda di 2020," ungkapnya. 

Buktinya saja, hingga Juni 2021, Andika mengungkapkan KBLM sudah mengantongi kontrak senilai Rp 511 miliar yang didominasi dari swasta senilai Rp 450 miliar, kemudian proyek BUMN Rp 33 miliar, dan sisanya PLN senilai Rp 14,7 miliar. 

Maka dari itu, tahun ini KBLM fokus memaksimalkan distributor  di proyek swasta dan pengembangan distributor di luar pulau Jawa. Andika memaparkan, di tahun ini KBLM membidik pendapatan senilai Rp 1,5 triliun dan laba senilai Rp 57 miliar. 

Baca Juga: Program work from Bali segera dimulai, begini efeknya untuk kinerja Dafam Hotel

Lakukan hedging untuk siasati kenaikan harga bahan baku 

Di awal tahun ini, industri kabel harus menghadapi tantangan naiknya harga bahan baku. Direktur KBLM, Veronica Lukman menambahkan naiknya harga bahan baku sangat signifikan sekitar 28%. 

"Maka usaha yang akan dilakukan manajemen adalah melakukan hedging untuk pembelian bahan baku terutama untuk bahan baku utama kami yaitu kawat tembaga," jelasnya pada kesempatan yang sama. 

Asal tahu saja, naiknya harga bahan baku ini turut berpengaruh pada kinerja KBLM di kuartal I 2021. Pada tiga bulan pertama tahun ini, kendati penjualan KBLM tumbuh 17,06% yoy menjadi Rp 300,97 miliar, emiten kabel ini menderita rugi bersih senilai Rp 6,9 miliar. 

Selanjutnya: Mitra Energi Persada (KOPI) semakin gencar kembangkan gas alam terkompresi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×