Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi
Buktinya saja, hingga Juni 2021, Andika mengungkapkan KBLM sudah mengantongi kontrak senilai Rp 511 miliar yang didominasi dari swasta senilai Rp 450 miliar, kemudian proyek BUMN Rp 33 miliar, dan sisanya PLN senilai Rp 14,7 miliar.
Maka dari itu, tahun ini KBLM fokus memaksimalkan distributor di proyek swasta dan pengembangan distributor di luar pulau Jawa. Andika memaparkan, di tahun ini KBLM membidik pendapatan senilai Rp 1,5 triliun dan laba senilai Rp 57 miliar.
Baca Juga: Program work from Bali segera dimulai, begini efeknya untuk kinerja Dafam Hotel
Lakukan hedging untuk siasati kenaikan harga bahan baku
Di awal tahun ini, industri kabel harus menghadapi tantangan naiknya harga bahan baku. Direktur KBLM, Veronica Lukman menambahkan naiknya harga bahan baku sangat signifikan sekitar 28%.
"Maka usaha yang akan dilakukan manajemen adalah melakukan hedging untuk pembelian bahan baku terutama untuk bahan baku utama kami yaitu kawat tembaga," jelasnya pada kesempatan yang sama.
Asal tahu saja, naiknya harga bahan baku ini turut berpengaruh pada kinerja KBLM di kuartal I 2021. Pada tiga bulan pertama tahun ini, kendati penjualan KBLM tumbuh 17,06% yoy menjadi Rp 300,97 miliar, emiten kabel ini menderita rugi bersih senilai Rp 6,9 miliar.
Selanjutnya: Mitra Energi Persada (KOPI) semakin gencar kembangkan gas alam terkompresi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News