Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah lender atau pendana fintech P2P lending terus meningkat seiring pertumbuhan penyaluran pinjaman. Fintech P2P lending pun mulai kebanjiran pendana institusi dan super lender.
Sebagai gambaran, berdasarkan statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juni 2021, jumlah lender institusi mengalami kenaikan hampir di semua jenis. Dari total outstanding industri Rp 22,89 triliun, lender retail atau perorangan dari dalam negeri porsinya Rp 5,27 triliun, sementara lender retail dari luar negeri hanya Rp 221,93 miliar. Sisanya, atau sekitar Rp 17,4 triliun dari lender institusi.
Selain itu, sebagai catatan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah rekening pemberi pinjaman per Juni 2021 sudah mencapai 8,96 juta entitas dengan total pembiayaan sebesar Rp 14,7 triliun. Dari jumlah tersebut mengalami kenaikan dibandingkan Januari 2021 sebanyak 6,55 juta entitas dengan total pembiayaan sebesar Rp 9,1 triliun.
Penyelenggara fintech peer to peer lending PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia menyatakan, saat ini proporsi untuk lender retail di Akseleran sebesar 70% dan selebihnya adalah berasal dari lender institusi sebesar 30%.
Baca Juga: Transaksi uang elektronik diramal sentuh Rp 278 triliun hingga akhir tahun
Hingga Juli 2021 jumlah lender institusi Akseleran alami kenaikan hingga 45%. Sementara jumlah lender retail pada periode Juli 2021 mencapai sebanyak lebih dari 88 ribu orang yang tersebar merata dari Aceh hingga Papua. Atau, jika dibandingkan periode yang sama di tahun 2020 berhasil tumbuh hingga 23%.
CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Tambunan menjelaskan, kondisi ini mampu memberikan ruang yang besar untuk terjadinya pertumbuhan total penyaluran pinjaman usaha Akseleran di bulan Juli 2021 yang mencapai lebih dari Rp 181 miliar atau penyaluran pinjaman usaha terbesar Akseleran selama hampir empat tahun terakhir ini.
"Tercatat, pencapaian total penyaluran pinjaman usaha Akseleran di bulan Juli 2021 tumbuh 14% dibandingkan pencapaian di bulan sebelumnya," kata Ivan kepada kontan.co.id, Senin (16/8).
Menurut Ivan, rata-rata imbal hasil yang diberikan oleh Akseleran kepada para pendana (lender) berada di kisaran 12%-13,5% per tahun dengan difasilitasi proteksi asuransi kredit yang memberikan perlindungan hingga 90% dari nilai pokok pinjaman. "Bahkan, rencananya mulai September 2021, proteksi asuransi kredit di setiap pinjaman yang ada di platform P2P lending Akseleran mencapai hingga 99%," tambah Ivan.
Ivan juga menjelaskan, alasan para pendana tertarik untuk mendanai di Akseleran adalah karena transparansi informasi yang diberikan oleh tim customer service maupun tim penagihan Akseleran, rasio kredit macet (NPL) yang rendah, fasilitas proteksi asuransi kredit di setiap kampanye pinjaman yang ada, dan rata-rata imbal hasil yang cukup tinggi dibandingkan produk investasi yang ada di Lembaga Jenis Keuangan (LJK) lainnya.
Baca Juga: Bisnis fintech syariah tumbuh di tengah pandemi Covid-19
Ke depan pihaknya tetap optimistis fintech P2P lending dapat menjadi salah satu alternatif pendanaan yang semakin diminati karena selain imbal hasil yang diberikan sangat menarik juga disertai oleh kemudahan yang diberikan dalam melakukan pendanaan karena berbasis aplikasi.
"Sejauh ini, Akseleran secara konsisten terus memberikan peace of mind dengan risk management yang prudent, perlindungan asuransi kredit dan NPL yang rendah, memberikan user experience yang terbaik dengan proses yang seamless dan full online serta dengan imbal hasil yang menarik," ujar Ivan.
Sementara itu, PT Pasar Dana Pinjaman (Danamas) menyebut, pertumbuhan lender per Juli 2021 alami kenaikan sebesar 27,89%, dengan porsi lender ritel sebesar 99% dan korporasi 1% dan imbal hasil sebesar 10% – 19,8% p.a.
Direktur Utama PT Pasar Dana Pinjaman atau Danamas Dani Lihardja mengatakan, alasan mereka tertarik mendanai di Danamas yaitu karena, memberikan return yang menarik dan kompetitif, memberikan pilihan tenor pinjaman yang bervariatif, memiliki tingkat keberhasilan pengembalian yang besar, cepat dan Efektif, dan jaminan dari asuransi bila peminjam gagal bayar; sehingga pemodal tidak dirugikan, karena penjaminan di Danamas sampai 99%.
"Layanan fintech akan semakin familiar dan membantu dalam kehidupan sehari - hari terutama permodalan UMKM yang menjadi fokus dari Danamas. Kesulitan akses di masa pandemi justru mulai dijadikan peluang fintech untuk memperkenalkan dan mensosialisasi manfaat dan benefit system digital yang cepat dan efektif," ungkap Dani.
Dalam upaya menggaet para lender baik korporasi maupun ritel, Danamas melakukan promosi melalui media sosial karena dunia Digital sangat berperan aktif. Selain itu, dengan memanfaatkan jaringan cabang kantor representatif Danamas yang ada di seluruh Indonesia untuk mensosialisasikan produk Danamas.
"Kepercayaan atas track record pembayaran pinjaman yang baik juga akan tetap dijaga, begitu juga Danamas selalu melakukan verifikasi terhadap para peminjam. Kerjasama dengan perusahaan asuransi sebagai mitigasi resiko kepada pemodal. Sehingga calon pemodal tertarik untuk melakukan pendanaan di Danamas karena memiliki rasa aman atas dana yang disalurkan," imbuh Dani.
CEO Modal Rakyat Hendoko Kwik juga menyatakan, lender di Modal Rakyat terus meningkat secara signifikan, per Juli 21 meningkat 3,5 x dari jumlah lender di Juli 2020 dengan komposisi lender retail 70% dan korporasi 30%. Dengan imbal hasil yang cukup variatif dari 12%-18% p.a.
Baca Juga: Siapkan ekspansi anorganik, BNI berencana akuisisi fintech
"Alasan mereka tertarik untuk mendanai di fintech P2P, karena saat ini investasi di P2P lending memiliki imbal hasil yang cukup kompetitif di saat kondisi ekonomi yang kurang stabil dan tentunya tingkat kepercayaan lender yang tinggi akan Modal Rakyat yang selalu dapat mengendalikan NPL di bawah 0,05%," ungkap Hendoko.
Pihaknya juga memproyeksikan jumlah lender akan terus semakin meningkat seiring dengan kaum millennial yang semakin melek akan literasi finansial dan investasi.
"Dalam upaya menggaet para lender baik korporasi maupun ritel, kami memberikan kenyamanan kepada pihak korporasi dengan koneksi API sehingga proses pemberian data bisa seamless dan untuk retail kami memberikan aplikasi baik di website ataupun mobile apps sehingga mereka dapat mengakses dan memantau perkembangan portfolio dimana saja dan kapan saja," imbuh Hendoko.
Selanjutnya: Bayar aplikasi gim di Google Play kini bisa pakai DANA
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News