kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Joe Biden menang, mengapa Xi Jinping dan Vladimir Putin belum ucapkan selamat?


Selasa, 10 November 2020 / 07:11 WIB
Joe Biden menang, mengapa Xi Jinping dan Vladimir Putin belum ucapkan selamat?
ILUSTRASI. Rusia dan China belum memberi selamat kepada presiden terpilih AS Joe Biden atas kemenangannya dalam pemilu presiden. Pavel Golovkin/Pool via REUTERS

Sumber: Telegraph | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pada Pemilu  Presiden AS yang berlangsung 3 November 2020, capres dari Partai Demokrat Joe Biden dinyatakan keluar sebagai pemenang. Namun, Rusia dan China belum memberi selamat kepada presiden terpilih AS Joe Biden atas kemenangannya dalam pemilu presiden. 

Melansir The Telegraph, Presiden petahana Donald Trump belum mengakui kekalahan dan telah bersumpah untuk melancarkan gelombang tuntutan hukum untuk menantang hasil pemilu.

Berbicara kepada wartawan melalui telepon konferensi, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada hari Senin bahwa Putin akan meluangkan waktu sebelum berkomentar.

“Kami pikir lebih baik menunggu hasil resmi,” kata Peskov seperti yang dilansir The Telegraph.

Ditanya mengapa Putin bergegas memberi selamat kepada Trump empat tahun sebelumnya dan tidak akan melakukan hal yang sama untuk Biden kali ini, Peskov merujuk pada tuntutan hukum oleh tim kampanye Trump serta seruan untuk penghitungan ulang.

Baca Juga: WHO tak sabar bekerja sama secara erat dengan tim Biden

"Presiden yang menjabat telah mengumumkan prosedur hukum tertentu ... Ini membuat situasinya berbeda (dari 2016)," katanya.

Oposisi Rusia Alexei Navalny menuliskan tweet ucapan selamatnya kepada Biden dan Kamala Harris selama akhir pekan.

Dia memberi selamat kepada orang Amerika karena mengadakan "pemilihan yang bebas dan adil" yang dia gambarkan sebagai "hak istimewa yang tidak tersedia untuk semua negara."

Navalny melancarkan kampanye presiden yang mengesankan melawan Putin pada 2018 tetapi didiskualifikasi dari pencalonan.

Baca Juga: China tunda ucapan selamat ke Joe Biden, tunggu hasil final pilpres AS



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×