kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jelang pergantian presiden AS, investasi perusahaan China diperlonggar


Senin, 18 Januari 2021 / 12:50 WIB
Jelang pergantian presiden AS, investasi perusahaan China diperlonggar

Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - New York. Jelang pergantian presiden, Amerika Serikat (AS) melonggarkan ketentuan investasi di perusahaan dari China. AS mencabut larangan investasi bagi sejumlah perusahaan asal China.

Presiden baru AS akan dilantik pada 20 Januari 2021. Joe Biden terpilih menjadi Presiden AS setelah mengalahkan petahana Donald Trump dalam pemilu.

Jelang pergantian presiden, pejabat Amerika Serikat akhirnya sepakat untuk membatalkan pelarangan kegiatan investasi dari warga AS kepada perusahaan teknologi raksasa milik Jack Ma, Alibaba Group Holding Ltd. Kabar itu disampaikan oleh orang dalam yang dekat dengan isu ini, sebagaimana dihimpun Bloomberg.

Menurut sumber tersebut, para pejabat AS juga telah mengurungkan larangan investasi pada perusahaan China lainnya, yakni Tencent Holdings Ltd. dan Baidu Inc. Imbas dari kabar ini, saham Alibaba dan Tecent di Hong Kong kompak mengalami kenaikan, masing-masing 3,9 persen dan 5 persen.

Keputusan pencabutan larangan investasi ini menjadi titik terang terkait ketidakpastian nasib tiga perusahaan asal China itu di AS. Hal ini mengingat pada awal minggu awal Januari lalu, Alibaba dan Tencent dikabarkan berpotensi dimasukkan ke dalam daftar blacklist AS.

Baca juga: 6 Fakta menarik Jack Ma, pendiri Alibaba yang dikabarkan hilang selama 2 bulan

Daftar blacklist ini sedianya berisi perusahaan-perusaahan yang disinyalir mendukung atau dikendalikan oleh militer China. Daftar cekal ini dikeluarkan Presiden Donald Trump pada November 2020 lalu.

Jika perusahaan dimasukkan ke dalam daftar Blacklist, warga AS dilarang untuk berinvestasi di perusahaan itu. Bagi investor AS yang sudah terlanjur membeli saham diberikan waktu untuk melepas sahamnya (divestasi).

Sebagaimana dihimpun KompasTekno dari CNBC, Senin (18/1/2021), saat spekulasi Alibaba dan Tencent akan dimasukkan ke dalam daftar hitam, saham keduanya langsung meresponsnya dengan negatif pada 7 Januari lalu..

Kala itu ketika bursa Hong Kong ditutup, harga saham Tencent turun 4,69 persen menjadi 568,5 dollar Hong Kong (kira-kira Rp 1,03 juta). Sedangkan harga saham Alibaba turun 3,91 persen menjadi 221 dolar Hong Kong (sekitar Rp 401.000). Sedangkan dalam perdagangan pra-pasar, saham Tencent yang terdaftar di AS turun 2,8 persen dan Alibaba sedikit merugi.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×