Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - YERUSALEM. Israel jadi salah satu negara dengan program vaksinasi Covid-19 tercepat di dunia. Atas keberhasilannya ini, Israel sempat bersiap kembali ke kondisi normal. Sayangnya, kehadiran varian Delta mengubah segalanya.
Sebulan yang lalu, masyarakat Israel merayakan kembalinya kehidupan normal setelah dinilai berhasil menurunkan angka infeksi Covid-19. Semuanya tak lepas dari kecepatan program vaksinasi.
Dilansir dari Reuters, di bawah kebijakan baru, pemerintah ingin orang Israel belajar hidup berdampingan dengan virus. Termasuk di dalamnya adalah menghindari lockdown nasional keempat.
Sayangnya, keberhasilan itu justru membuat sebagian besar masyarakat Israel lengah. Banyak yang mulai berhenti mengenakan masker dan mengabaikan semua aturan jarak sosial.
Dimulainya kehidupan normal Israel ini ironisnya diikuti oleh kehadiran varian Delta yang lebih menular.
Baca Juga: Israel dan Korea Selatan sepakat bertukar vaksin Covid-19
Akhirnya, lonjakan kasus kembali terjadi, memaksa Perdana Menteri Naftali Bennett untuk menerapkan kembali beberapa pembatasan dan mengatur ulang strategi melawan Covid-19.
Lockdown terakhir Israel diberlakukan pada Desember lalu, sekitar seminggu setelah dimulainya apa yang telah menjadi salah satu program vaksinasi tercepat di dunia.
Sekitar 60% dari 9,3 juta penduduk Israel telah menerima setidaknya satu suntikan vaksin Pfizer/BioNtech. Pemerintah juga menawarkan suntikan ketiga kepada orang-orang dengan sistem kekebalan yang terganggu.
Diserbu varian Delta
Sekarang, infeksi Covid-19 harian mencapai sekitar 450. Varian Delta, yang pertama kali diidentifikasi di India, sekarang mencakup sekitar 90% kasus.
"Kondisinya tidak akan seburuk sebelumnya. Tapi, jika melihat peningkatan kasus yang cukup parah, maka kita harus mengambil langkah lebih lanjut," ungkap Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Israel Nachman Ash.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Pfizer diduga memicu penyakit kelainan darah langka
Sejalan dengan itu, Ran Balicer, ketua panel ahli pemerintah tentang Covid-19, mengatakan, Israel rata-rata memiliki sekitar lima kasus virus yang parah dan satu kematian per hari dalam seminggu terakhir.
Padahal, sebelum varian Delta muncul, Israel sama sekali tidak mencatat satupun kematian terkait Covid-19 dalam dua minggu.
Memperhatikan dampak varian Delta, dia menyebutkan, panel menyarankan agar berhati-hati atas penghapusan pembatasan.
Beberapa penelitian menunjukkan, meskipun tinggi, efektivitas vaksin Pfizer/BioNTech terhadap varian Delta lebih rendah dibanding strain virus corona lainnya.
Sebelum varian Delta masuk, Israel telah memperkirakan, 75% dari populasi perlu divaksinasi untuk mencapai herd immunity. Sekarang, estimasi ambang batasnya naik menjadi 80%.
Tugas Israel semakin berat setelah pada Juni lalu melaporkan, efektivitas vaksin Pfizer dalam mencegah infeksi dan penyakit bergejala turun menjadi 64%.
Varian Delta virus corona dipastikan akan menjadi tantangan pertama PM Bennett yang baru menjabat sekitar satu bulan.
Selanjutnya: Israel laporkan adanya penurunan efektivitas vaksin Covid-19 Pfizer
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News