Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
Budi mengamini, pertumbuhan yang mulai terjadi pada Maret dan April 2021 belum mampu mengangkat kinerja peritel dan penyewa pusat perbelanjaan. Oleh sebab itu, insentif sangat dibutuhkan bagi ekosistem ritel termasuk untuk pemasok (supplier).
"Sejak Maret-April memang sudah mulai naik, setiap bulan ada kenaikan, minusnya berkurang. Tapi kami sudah kehabisan dana. Contohnya untuk bisa stok itu sudah susah, apalagi supplier juga dalam kondisi sulit. Insentif penting agar pemulihan bisa dipercepat," terang Budi.
Dia memberikan perbandingan, insentif yang dikucurkan pemerintah untuk sektor otomotif (insentif PPnBM) dan bagi sektor properti (DP 0% dan PPN ditanggung pemerintah) sukses mendorong penjualan mobil dan rumah siap huni. Budi berharap, insentif serupa bisa segera diberikan pemerintah kepada sektor ritel.
Harapannya, insentif tersebut bisa segera diberlakukan pada bulan Mei nanti. "Harapan kami secepat mungkin, bulan Mei sudah bisa diterapkan. (Pemberlakuan insentif) paling tidak selama enam bulan, paling sedikit tiga bulan sampai Agustus," ujarnya.
Budi menyampaikan, Hippindo pun sudah menemui Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan usulan tersebut, pada Kamis (22/4) lalu. Ada tiga utama yang Hippindo sampaikan kepada Presiden. Pertama, mengenai permintaan vaksin untuk ekonomi dan kesehatan,
Kedua, mengenai kondisi keuangan arus kas ritel selama pandemi, dan Ketiga, mengenai usulan untuk menggerakkan ekonomi guna pemulihan ekonomi nasional
Baca Juga: Kunjungan ke pusat perbelanjaan diramal naik akibat larangan mudik
Mengenai Vaksin, Hippindo menghitung ada sekitar 500.000 vaksinasi yang dibutuhkan untuk karyawan anggota Hippindo di bandara, mall, resto, rest area, stasiun, pelabuhan dan commercial area maupun karyawan support dan juga untuk supplier ritel dan penyewa. Vaksinasi ini nantinya akan dikoordinasikan oleh Hippindo.
Vaksinasi terhadap karyawan peritel ini pun diharapkan bisa meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk berbelanja. Hippindo juga akan membuat program “Kami sudah divaksin dan tetap jaga Prokes”. "Ini untuk meningkatkan rasa kepercayaan masyarakat agar tidak ragu untuk berbelanja, sehingga roda perekonomian kembali bergerak," ungkap Budi.
Mengenai kondisi keuangan arus kas ritel selama pandemi, Hippindo meminta insentif berupa: Pertama, Dukungan modal kerja dari perbankan untuk memastikan lancarnya modal kerja. Suku bunga ringan, penambahan modal kerja, dan dukungan dari perbankan, OJK, dan juga insentif dari PMK.
Kedua, pelaku ritel dan penyewa diberikan insentif dari sisi perpajakan, income tax dalam rangka booster perdagangan 3 bulan ini misalnya free PPN untuk meningkatkan animo konsumen dalam membeli barang terutama dalam rangka ramadan dan lebaran.
Ketiga, pemberian insentif offline yang bisa bebas ongkir seperti online dalam rangka ramadan/lebaran. Keempat, jalur distribusi perlu diamankan seiring dengan timbulnya premanisme yang jelas membebani biaya retailers.