kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,21   13,90   1.53%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini sejumlah proyek yang akan digarap Barito Pacific di tahun 2021


Sabtu, 21 November 2020 / 09:00 WIB
Ini sejumlah proyek yang akan digarap Barito Pacific di tahun 2021

Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Barito Pacific Tbk (BRPT) membeberkan proyek apa saja yang digarap di tahun depan. Namun sayang, manajemen BRPT belum bisa buka-bukaan berapa nominal belanja modal yang disiapkan untuk menjalankan proyek tersebut. 

Direktur Utama Barito Pacific, Agus Salim Pangestu menjelaskan proyek (yang akan dikerjakan) di 2021 sudah cukup banyak terutama pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Jawa 9 dan 10 yang sedang berlangsung pembangunannya. 

"Kemudian di sektor panas bumi ada program binary turbin yang sedang menunggu Final Investment Decision (FID)," jelasnya dalam paparan publik secara virtual, Jumat (20/11). 

Baca Juga: PTPP raih kontrak baru Rp 12,57 triliun per Oktober 2020, didominasi proyek BUMN

Mengenai pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Jawa 9 dan 10, melansir catatan Kontan.co.id sebelumnya proyek ini berkapasitas 2x1.000 megawatt (MW) berlokasi di Suralaya, Banten. 

Adapun pada awal Agustus 2020, BRPT menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman senilai US$ 252,7 juta dari Bangkok Bank Public Company. Mereka akan menggunakan seluruh dana tersebut sebagai bagian dari porsi perusahaan dalam struktur pembiayaan untuk PT Indo Raya Tenaga. 

Adapun manajemen BRPT belum bisa buka-bukaan mengenai target penyelesaian proyek PLTU Jawa 9 dan 10. 

Mengenai proyek Binary Turbine, Direktur BRPT, Rudy Suparman menjelaskan proyek Salak Binary ini menggunakan sisa panas untuk menghasilkan 15 Megawatt listrik untuk tambahan bagi proyek geothermal BRPT. "Di sepanjang 2021 proyek akan berjalan penuh sehingga di 2022 proyek ini sudah Commercial Operation Date (COD)," jelasnya. 

Baca Juga: Ini rencana pengembangan bisnis Jasa Armada Indonesia (IPCM) di 2021

Rudy mengatakan saat ini BRPT juga sedang menjalankan primary study untuk proyek Salak unit 7. "Selanjutnya, proyek di Hamiding dan di Lampung saat ini sedang menunggu perizinan. Kalau perizinan didapatkan tentunya akan diikuti dengan pengeboran dari sumur eksplorasi," kata Rudy. 

Kendati sudah tahu gambaran proyek apa yang akan dilakukan di tahun depan, manajemen BRPT belum bisa memerinci berapa belanja modal yang dibutuhkan. 

Direktur BRPT, David Kosasih menjelaskan nilai capital expenditure (capex) 2021  belum final karena unit-unit usaha masih proses approval di level mereka sebelum konsolidasi ke grup. 

Baca Juga: Pendapatan turun, Indomobil (IMAS) catat rugi bersih Rp 467,24 miliar di kuartal III

"Sebagai gambaran ada beberapa proyek difokuskan yaitu proyek Jawa 9 dan 10 capex tidak dikonsolidasi ke Barito Pacific. Sedangkan dari Star Energy, proyek geothermal capex-nya akan lebih banyak untuk reguler program drilling yang biasa dilakukan tiap tahun," jelasnya. 

Lantas capex untuk PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), lanjut David, lebih banyak untuk pengeluaran belanja modal reguler untuk maintanance

Selanjutnya: Industri petrokimia membaik, Barito Pacific (BRPT) optimistis margin produk menguat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

×