kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini sederet kebijakan Bank Indonesia untuk membantu genjot ekonomi


Jumat, 20 November 2020 / 06:45 WIB
Ini sederet kebijakan Bank Indonesia untuk membantu genjot ekonomi

Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 3,75% dalam Rapat Dewan Gubernur BI November 2020. 

“Keputusan ini mempertimbangkan perkiraan inflasi yang tetap rendah, stabilitas eksternal yang terjaga, dan langkah lanjutan percepatan pemulihan ekonomi nasional,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo, Kamis (19/11).

Selain itu, Perry juga bilang kalau ini merupakan bentuk komitmen yang telah diberikan oleh bank sentral sebagai dukungan ke pemerintah dalam mempercepat realisasi APBN 2020. 

Baca Juga: Pemerintah menjual SUN Rp 27 triliun ke BI untuk burden sharing, Kamis (19/11)

Selain menurunkan suku bunga acuan, bank sentral juga menurunkan suku bunga deposit facility sebesar 25 bps menjadi 3,00% dan suku bunga lending facility sebesar 25 bps menjadi 4,50%. 

Di samping keputusan-keputusan tersebut, BI menempuh pula langkah-langkah lain. Pertama, melanjutkan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah agar sejalan dengan fundamental dan mekanisme pasar. Kedua, memperkuat strategi operasi moneter untuk mendukung stance kebijakan moneter akomodatif.

Ketiga, mempercepat pengembangan pasar valas domestik melalui penguatan pasar domestic non deliverable forward (DNDF) untuk meningkatkan likuiditas dan mendorong pendalaman pasar keuangan sebagai implementasi blueprint pengembangan pasar uang (BPPU) 2025. 

Keempat, melanjutkan kebijakan makroprudensial akomodatif dengan mempertahankan rasio Countercyclical Buffer (CCB) sebesar 0%, rasio intermediasi makroprudensial (RIM) di kisaran 84% hingga 94% dengan parameter disinsentif sebesar 0%. 

Baca Juga: Bank Indonesia pangkas suku bunga acuan 25 basis poin ke level 3,75%

Selain itu, ada juga kebijakan makroprudensial terkait penyangga likuiditas makroprudensial (PLM) dengan rasio sebesar 6% dengan fleksibilitas repo sebesar 6%, dan rasio loan to value atau financing to value (LTV/FTV) untuk kredit/pembiayaan properti sesuai dengan ketentuan yang berlaku saat ini. 

Kelima, memperkuat kebijakan makroprudensial untuk mendorong pembiayaan inklusif, khususnya kepada UMKM.  Keenam, memperkuat digitalisasi sistem pembayaran untuk mendorong momentum pemulihan ekonomi melalui berbagai inisiatif transformasi digital, seperti perluasan akses UMKM dan masyarakat kepada layanan ekonomi dan keuangan digital dengan kolaborasi antara bank dan fintech

Baca Juga: Ekonom Indef memprediksi BI tahan suku bunga acuan, ini pertimbangannya

Selain itu, juga perluasan akseptasi digital secara spasial dengan memperkuat sinergi kebijakan elektronifikasi keuangan dengan seluruh pemerintah daerah dan melanjutkan akseptasi digital lewat kampanye QRIS. 

Ketujuh, mendukung pemulihan ekonomi lewat kebijakan sistem pembayaran dengan memperpanjang masa berlaku kebijakan penurunan biaya layanan SKNBI dan penurunan batas minimum pembayaran serta nilai denda keterlambatan pembayaran kartu kredit, juga menurunkan biaya layanan sistem BI-RTGS. 

Selanjutnya: Bank Indonesia pangkas suku bunga acuan 25 basis poin ke level 3,75%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×