kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Ini respons bankir usai BI pangkas suku bunga ke level 3,5%


Jumat, 19 Februari 2021 / 05:15 WIB
Ini respons bankir usai BI pangkas suku bunga ke level 3,5%

Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk kembali memangkas suku bunga acuan BI 7-day reverse repo rate (BI7DRR) dalam Rapat Dewan Gubernur BI Februari 2021.

“Keputusan ini konsisten dengan perkiraan inflasi yang tetap rendah dan stabilitas nilai tukar rupiah yang terjaga dan langkah lanjutan untuk mendorong momentum pemulihan ekonomi nasional,” ujar Perry, Kamis (18/2). 

Dengan begitu, suku bunga acuan ini berada di level terendah sepanjang sejarah, setelah pada bulan November 2020 lalu juga mencetak rekor terendah di level 3,75%. Selain penurunan suku bunga acuan, bank sentral juga menurunkan suku bunga deposit facility sebesar 25 bps menjadi 2,75% dan suku bunga lending facility sebesar 25 bps menjadi 4,25%. 

Baca Juga: BI guyur Rp 23,81 triliun untuk tambah likuiditas perbankan di 2021

Beberapa bankir menyambut baik keputusan BI tersebut. Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Sunarso mengungkap hal tersebut akan berdampak positif terhadap pemulihan ekonomi Indonesia. "Maka diharapkan bisa berpengaruh terhadap bagaimana bisa ditransmisikan secara cepat ke sektor riil," kata Sunarso dalam konferensi pers virtual, Kamis (18/2). 

Ia memastikan perbankan akan segera mentransmisikan penurunan itu ke suku bunga kredit. Menurutnya, itu merupakan hal yang positif, tetapi akan lebih baik lagi jika bisa mendongkrak pertumbuhan kredit perbankan.

Meski begitu, pihaknya menjelaskan seandainya penurunan suku bunga dilakukan perbankan, dunia usaha atau sektor riil tidak serta merta langsung melakukan peminjaman kredit baru ke bank.

Hal tersebut tergambar dari suku bunga kredit bank yang sudah diturunkan dari 22% menjadi 15% dan bahkan di subsidi lagi oleh pemerintah hingga masyarakat hanya membayar suku bunga sebesar 7%.

Baca Juga: BI pangkas suku bunga, ini kata bos BRI

Senada, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja menilai kebijakan bank sentral tersebut cocok untuk iklim bisnis di tengah kondisi perlambatan ekonomi.

Namun, Jahja menjelaskan bahwa saat ini debitur perbankan masih banyak yang belum membutuhkan kredit, disebabkan bisnis yang belum pulih. "Baik untuk iklim bisnis, meski belum perlu kredit karena bisnisnya belum pulih. Tetap belum mengambil kredit," terangnya kepada Kontan.co.id, Kamis (18/2). 

Dalam beberapa waktu ke depan, BCA juga akan mentransmisikan penurunan bunga acuan ke bunga dana dan kredit perusahaan. Adapun, penurunannya bakal disesuaikan dengan laju BI7DRR.

Setali tiga uang, Presiden Direktur PT Bank Maybank Indonesia Tbk Taswin Zakaria menjelaskan pihaknya tentu akan ikut menyesuaikan penurunan suku bunga simpanan dan kredit.

Hanya saja, Taswin menjelaskan bahwa butuh waktu sebelum bank dapat menyesuaikan penurunan bunga. "Suku bunga kredit biasanya ada lagging waktu penyesuaian mengikuti ketentuan perjanjian kredit. Tapi pada akhirnya tentu menyesuaikan," katanya. 

Baca Juga: BI longgarkan ketentuan LTV, ajukan KPR bisa pakai DP 0% mulai 1 Maret 2021

Sementara itu, Ekonom CORE Indonesia Piter Abdullah mengatakan penurunan BI7DRR terbaru ini tidak akan segera berdampak ke suku bunga kredit, pun penyaluran kredit perbankan. 

Alasannya, memang diperlukan waktu transmisi bagi industri untuk menyesuaikan kebijakan moneter. "Ada jeda dengan turunnya suku bunga jangka panjang baik suku bunga deposito maupun suku bunga kredit," katanya.

Selain itu, penurunan bunga acuan ini terjadi di masa pandemi yang membatasi aktivitas sosial ekonomi. Praktis, dalam situasi ini risiko usaha terus meningkat. Walhasil, meskipun suku bunga turun, suplai dan permintaan kredit masih akan terbatas. 

Selanjutnya: Roadmap perbankan 2020-2025 resmi meluncur, berikut empat arah pengembangannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

×