kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini Rencana Bisnis PLTA Arkora Hydro dalam 8 Tahun Mendatang


Kamis, 31 Maret 2022 / 08:00 WIB
Ini Rencana Bisnis PLTA Arkora Hydro dalam 8 Tahun Mendatang

Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Arkora Hydro terus menggenjot pengembangan pembangkit yang memanfaatkan tenaga air. Targetnya dalam 4 tahun mendatang Arkora Hydro sudah dapat mengoperasikan pembangkit hidro hingga 100 MW hingga 125 MW.

Adapun pada 7-8 tahun yang akan datang, kapasitasnya akan terus bertambah hingga menjadi 160 MW sampai 200 MW.

Sebagai informasi,  saat ini, Arkora Hydro memiliki dua pembangkit listrik tenaga air yang beroperasi dengan total kapasitas terpasang sebesar 17,4 MW dan dua PLTA yang sedang dalam konstruksi dan persiapan konstruksi dengan kapasitas masing-masing 10 MW dan 5.4 MW.

Presiden Direktur Arkora Hydro, Aldo Artoko mengatakan, perusahaannya merupakan platform renewable energy company yang memiliki beragam proyek di bawah suatu holding.

Baca Juga: PLN Kembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu 200 MW di Banten Bersama AFD Prancis

Aldo memaparkan, Arkora Hydro didirikan pada akhir 2010 oleh beberapa pihak yang mempunyai keinginan besar agar Indonesia memiliki dan mengembangkan portofolio energi bersih dengan lebih masif.

Namun sayang, menurut Aldo saat ini pembangkit energi terbarukan masih sangat kecil kapasitasnya. Maka dari itu, Arkora Hydro berambisi untuk membangun lebih banyak lagi pembangkit energi bersih di Tanah Air.

Sejatinya, Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah sebagai sumber penghasil energi bersih. Misalnya saja, menurut data Kementerian ESDM, Indonesia memiliki potensi hydro hingga 75 GW yang saat ini baru dimanfaatkan sekitar 6 GW atau 8,1% dari potensinya. "Sangat disayangkan potensi ini masih under develop," ujar Aldo.

Beruntungnya, saat ini pemerintah Indonesia mulai mengubah arah kebijakan yang mendukung energi baru dan energi baru terbarukan (EBT).

Hal ini dilaksanakan sebagai upaya dekarbonisasi dan mengejar target bauran energi 23% hingga 2025 serta target Net Zero Emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat apabila ada dukungan internasional.

Sejalan dengan target dan potensi yang ada, Arkora Hydro terus menggenjot pembangunan proyek pembangkit listrik bertenaga air. 

Baca Juga: PLN Operasikan 2 Infrastruktur Ketenagalistrikan Strategis di Surabaya Metropolis

Setelah mengoperasikan dua PLTA sebesar 17,4 megawatt (MW) di Jawa Barat dan Sulawesi Tengah,  saat ini pihaknya sedang dalam proses pembangunan PLTA Sulawesi Tengah-2 di Poso dengan kapasitas 10 MW (2x5 MW). PLTA ini sepenuhnya dimiliki perusahaan subsidari Arkora, PT Arkora Hydro Sulawesi (AHS).

Sampai dengan Februari 2022 perkembangan pembangunan PLTA Sulawesi Tengah-2 ini sudah mencapai 50% dan ditargetkan dapat beroperasi secara komersial pada Maret 2023 mendatang. Adapun, pihaknya sudah menandatangani Power Purchase Agreement (PPA) dengan PLN pada November 2020 hingga 25 tahun ke depan.

Kabar terhangat, sejalan dengan isu prioritas Presidensi G20 yaitu agenda transisi energi, pada awal Maret 2022 PLN menandatangani kesepakatan jual-beli listrik dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hydro (PLTM) Kukusan-2 berkapasitas 5,4 MW di Lampung milik Arkora Energi Baru. Targetnya PLTM ini akan beroperasi komersial pada kuartal IV 2024.

Pembelian listrik dari PLTM Kukusan 2 akan dilakukan PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Lampung. Aldo menjelaskan, penandatanganan PPA ini merupakan komitmen jangka panjang Arkora Hydro untuk terus membangun pembangkit listrik tenaga air.

Aldo berharap, dalam waktu dekat pihaknya bisa mengembangkan proyek-proyek yang sudah ada di dalam pipeline untuk membantu meningkatkan rasio listrik energi bersih.

"Kami punya site yang sudah masuk ke list PLN yang merupakan rencana jangka panjang. Site-nya berada di Sumatera, Jawa Barat, Sulawesi, dan dalam waktu dekat kami akan masuk ke Kalimantan," ujarnya.

Tak heran, jika Aldo optimistis bahwa dalam jangka waktu 4 tahun ke depan, Arkora Hydro dapat mengoperasikan pembangkit hidro hingga 100 MW hingga 125 MW. Adapun pada 7-8 tahun yang akan datang, kapasitasnya akan terus bertambah hingga menjadi 160 MW sampai 200 MW.

Baca Juga: PLN Kantongi Modal US$ 380 Juta untuk Bangun PLTA Upper Cisokan

Sebagai informasi saja, selama ini proyek Arkora Hydro didukung oleh konsorsium keuangan ternama dan lembaga multilateral yang diakui secara global, yaitu Indonesia Infrastructure Finance (IIF).

IIF merupakan anak Perusahaan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), International Finance Corporation (IFC) dan Asian Development Bank (ADB), KfW Development Bank, dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC). Arkora berharap proyek PLTA/M Kukusan 2 Lampung juga bisa didukung oleh konsorsium pendanaan yang sama.

Selain mengembangkan PLTA, Arkora Hydro juga melakukan diversifikasi usaha ke pembangkit surya yang dijalankan PT Arkora Tenaga Matahari.

Melansir materi paparannya, ada beberapa proyek dalam pipeline yang sedang dalam tahap pengembangan yakni pemasangan solar panel di sekolah dengan kapasitas terpasang 225 kWp, hotel (350 kWp), pusat perbelanjaan/mall (1.500 kWp), dan pabrik makanan (1.000 kWp). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

×