Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Hal yang paling diinginkan setiap investor adalah keinginan untuk melihat pemerintah China kembali melakukan pembelanjaan, terlepas dari risiko meningkatnya utang.
Sebagian besar analis berpendapat bahwa perekonomian membutuhkan lebih dari 4 triliun yuan yang diberikan China pada krisis tahun 2008, dan dana tersebut harus disalurkan ke pemerintah daerah dan bank.
Meskipun China telah berjanji untuk berbuat lebih banyak kebijakan untuk mendukung sektor properti dan belanja konsumen yang tertekan, namun hingga saat ini Tiongkok masih belum memberikan dana untuk hal tersebut.
Beijing telah menjanjikan subsidi bagi belanja konsumen untuk kendaraan listrik, elektronik, dan pariwisata, yang lebih baik daripada pajak atau bantuan tunai yang mungkin hanya dihemat daripada dibelanjakan. Namun subsidi harus datang dari pemerintah daerah. Kondisi yang terjadi saat ini adalah banyak pemerintah daerah yang kekurangan uang atau bahkan terlilit utang dan tidak mampu membayar pegawai negerinya.
Frederik Ducrozet, kepala penelitian makroekonomi di Pictet Wealth Management, mengatakan pemerintah daerah harus diizinkan untuk segera menerbitkan obligasi. Hal ini mengingat bagaimana pemerintah daerah di China hanya mampu menghasilkan dana tunai jauh lebih sedikit pada tahun ini dibandingkan pada tahun 2022.
Baca Juga: Xi Jinping di Pertemuan BRICS: Perekonomian China Tangguh!
“Untuk memberikan dampak yang signifikan, untuk menjadi pengubah permainan bagi perekonomian, saya pikir Anda harus meningkatkannya hingga beberapa kali lipat dari jumlah tersebut,” kata Ducrozet, mengacu pada penggalangan dana tahun lalu.
Pemerintah daerah dan sarana pendanaannya memainkan peran penting dalam mendanai proyek-proyek infrastruktur, yang secara tradisional merupakan salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi terbesar.
Kehati-hatian Beijing terhadap keuangan sudah berlebihan, kata beberapa analis.
“Ketakutan akan meningkatnya utang sektor publik adalah hal yang salah dan tidak perlu, dan kegagalan untuk mengambil tindakan akan menimbulkan kerusakan pada perekonomian yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk pulih,” kata Zhao.
Bank UBS memperkirakan total utang pemerintah Tiongkok mencapai 111 triliun yuan pada tahun 2022, yang sebagian besar merupakan utang pemerintah provinsi yang sedang mengalami kesulitan. Namun, utang negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia ini lebih kecil dibandingkan Jepang atau Amerika Serikat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News